Dalam pengamatannya, faktor domestik itu saat ini bisa diandalkan dengan mengacu kepada kondisi indeks dari konsumen dan juga Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur, hingga ketahanan inflasi saat ini.
Baca Juga: KAI Himbau Agar Masyarakat Tidak Melakukan Aktifitas Di Jalur REL KA
"Motornya masih sama permintaan domestik karena memang ini menjadi andalan kita," katanya.
Karena itu, untuk investasi, Jawa Barat diharapkan tetap mampu menjaga iklim kondusif yang selama ini menjadi daya tarik. Di antaranya efisiensi dan daya saing yang menjadi item penting para investor dalam menjatuhkan pilihannya.
"Yang juga menjadi pengamatan para investor adalah bagaimana kita menatap perekonomian, apakah membuat mereka lebih efisien, lebih mudah termasuk perizinan, dan kegiatannya itu juga melalui digitalisasi," jelasnya.
"Salah satu pertimbangan para investor juga, masuk, return-nya bagus, stabilitasnya aman ternyata kita efisien nah itu membuat mereka masuk," imbuh Bambang Pramono.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jakarta.suaramerdeka.com
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat