Dalam pengamatannya, faktor domestik itu saat ini bisa diandalkan dengan mengacu kepada kondisi indeks dari konsumen dan juga Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur, hingga ketahanan inflasi saat ini.
Baca Juga: KAI Himbau Agar Masyarakat Tidak Melakukan Aktifitas Di Jalur REL KA
"Motornya masih sama permintaan domestik karena memang ini menjadi andalan kita," katanya.
Karena itu, untuk investasi, Jawa Barat diharapkan tetap mampu menjaga iklim kondusif yang selama ini menjadi daya tarik. Di antaranya efisiensi dan daya saing yang menjadi item penting para investor dalam menjatuhkan pilihannya.
"Yang juga menjadi pengamatan para investor adalah bagaimana kita menatap perekonomian, apakah membuat mereka lebih efisien, lebih mudah termasuk perizinan, dan kegiatannya itu juga melalui digitalisasi," jelasnya.
"Salah satu pertimbangan para investor juga, masuk, return-nya bagus, stabilitasnya aman ternyata kita efisien nah itu membuat mereka masuk," imbuh Bambang Pramono.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jakarta.suaramerdeka.com
Artikel Terkait
The Ning King Meninggal Dunia: Pendiri Alam Sutera & Miliarder Indonesia Tutup Usia
Kinerja PGN Triwulan III 2025: Pendapatan Capai USD 2.9 Miliar Tumbuh 3.8%
Pertamina Patra Niaga dan PT APR Jalin Kerja Sama B2B untuk Jamin Pasokan BBM
Pinjaman BPKB Mobil Multiguna SEVA: Cair Cepat & Diawasi OJK