"Orang yang selalu berpatokan pada tren di bursa kripto berarti belum memahami Pi Network sebagai komunitas inklusif berskala global yang mengusung Picoin sebagai mata uang digital," ujarnya.
Firman, yang telah merambah dunia kripto selama tiga tahun, mempertegas bahwa sebagai mata uang digital di dalam komunitas inklusif berskala global, Pi tidak perlu hadir di bursa kripto konvensional.
Baca Juga: Emang Boleh AIr Terjun Sindah Lukisan? Curug Cibadak Garut, Pesona Mutiara di Tengah Hutan Belantara
Pandangan tersebut didasarkan pada konsep bahwa Pi Network lebih dari sekadar koin di pasar, melainkan representasi dari komunitas yang memiliki visi bersama.
Dengan keyakinan teguh, Firman menyatakan bahwa pada waktunya, Pi Network akan muncul sebagai solusi finansial yang signifikan bagi tantangan keuangan global.
Meskipun belum terdaftar di bursa kripto konvensional saat ini, ia percaya bahwa nilai sejati Pi akan terbukti dalam perjalanan panjangnya sebagai inovasi finansial yang berfokus pada inklusivitas global.
Dalam kerangka pandangan yang lebih luas, perdebatan seputar keberadaan Pi di bursa kripto menggambarkan kompleksitas dalam mengukur nilai sebenarnya dari proyek mata uang digital tertentu.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jabarhits.com
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat