Mahfud MD mengungkapkan bahwa anggaran proyek Kereta Cepat Whoosh diduga kuat mengalami mark up hingga beberapa kali lipat. Dugaan ini berdasarkan informasi terpercaya yang ia terima dan diperkuat oleh pernyataan pengamat ekonomi Agus Pambagyo dan Anthony Budiawan.
Menurut Mahfud, biaya pembangunan per 1 km kereta Whoosh di Indonesia mencapai 52 juta US Dolar, sementara di China biayanya hanya berkisar 17-18 juta US Dolar. Selisih yang mencapai tiga kali lipat ini memunculkan pertanyaan serius tentang kemana uang tersebut mengalir.
Dukungan untuk Kebijakan Menkeu dan Ancaman bagi Negara
Mahfud mendukung penuh keputusan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menolak membayar utang proyek Whoosh sebesar Rp 116 triliun dari APBN. Ia menegaskan bahwa tanggung jawab pembayaran berada di tangan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Mahfud juga memperingatkan ancaman serius jika Indonesia gagal membayar utang, dimana kedaulatan negara bisa terancam, seperti yang terjadi pada Sri Lanka. Ia menekankan pentingnya penyelesaian secara hukum, baik pidana maupun perdata, untuk mengusut tuntas dugaan mark up ini dan mencegah pembebanan yang terus-menerus pada APBN.
Sumber: Monitor Indonesia
Artikel Terkait
KPK Tantang Mahfud MD Bongkar Mark Up Proyek Kereta Cepat yang Diduga Tembus 3 Kali Lipat!
Bongkar Korupsi Bobby Nasution: Mens Rea dan Modus Permainan Anggaran APBD Sumut
Bahlil Dilaporkan ke Mabes Polri! Kader Golkar Ungkap Akun Penyebar Fitnah
Bos Sawit Surya Darmadi Ungkap Penyebab Karyawan Kabur Saat Susah