KPK Harus Usut Tuntas Kasus Korupsi Kereta Cepat! Ini Fakta dan Alasannya

- Senin, 20 Oktober 2025 | 07:50 WIB
KPK Harus Usut Tuntas Kasus Korupsi Kereta Cepat! Ini Fakta dan Alasannya

2. Perbandingan Bunga Pinjaman yang Menguntungkan China

Baik Jepang maupun China menawarkan skema pembiayaan utang sebesar 75% dari nilai proyek. Namun, terdapat perbedaan signifikan dalam suku bunga. Jepang menawarkan bunga 0,1% per tahun, sedangkan China menawarkan bunga 2% per tahun, atau 20 kali lipat lebih tinggi.

"Dengan nilai proyek 6 miliar dolar AS dan pembiayaan utang 4,5 miliar dolar AS, bunga pinjaman proyek Jepang hanya 4,5 juta dolar AS per tahun. Sedangkan bunga pinjaman proyek China mencapai 90 juta dolar AS per tahun, atau 20 kali lipat lebih tinggi," papar Anthony.

Dalam masa tenggang 10 tahun, total bunga pinjaman proyek Jepang hanya 45 juta dolar AS, sedangkan proyek China mencapai 900 juta dolar AS. Anthony menduga ada manipulasi dalam evaluasi pemilihan proyek untuk memenangkan penawaran dari China.

3. Pembengkakan Biaya yang Tidak Wajar

Biaya proyek KCJB disebut membengkak 1,2 miliar dolar AS, sehingga total nilai proyek menjadi 7,22 miliar dolar AS. Pembengkakan biaya sekitar 20% ini dinilai tidak normal. Dalam proyek infrastruktur bersifat turnkey, cost overrun seharusnya ditanggung kontraktor, dalam hal ini pihak China.

"Artinya, cost overrun wajib ditanggung oleh kontraktor proyek, yaitu pihak China. Tetapi, anehnya kenapa harus dibebankan kepada proyek? Ada apa?" ungkapnya.

Yang lebih parah, 75% pembiayaan utang dari cost overrun tersebut, atau sekitar 900 juta dolar AS, dikenakan bunga pinjaman sebesar 3,4% per tahun. Sehingga, total bunga pinjaman proyek kereta cepat saat ini mencapai 120,6 juta dolar AS per tahun.

Desakan untuk KPK Bertindak

Berdasarkan penjelasan tersebut, Anthony Budiawan menegaskan bahwa KPK harus segera menyelidiki dugaan markup dan korupsi proyek KCJB. "KPK jangan berkelit lagi. Rakyat mengawasi," pungkasnya.

Sumber artikel asli: Monitor Indonesia

Halaman:

Komentar