Sistem intranet ini pun hanya bisa dipakai secara terbatas oleh warga Korea Utara.
Salah satu aspek paling mengusik dari ponsel ini yaitu fitur typing otomatisnya.
Ambil contoh, ketika pengguna menuliskan kata "oppa", kata yang merujuk pada kakak laki-laki dalam budaya populer Korsel, kata tersebut secara otomatis dikoreksi menjadi "kamerad" atau teman seperjuangan.
Saat kata "oppa" ditulis, muncul juga peringatan yang menyatakan: "Kata ini hanya dapat digunakan untuk menggambarkan saudara kandung Anda."
Contoh lain, ketika pengguna mengetik kata "Korea Selatan", frasa ini otomatis diubah menjadi "negara boneka", julukan resmi untuk Korsel bagi Korea Utara.
Aspek paling mengganggu lainnya yaitu ponsel ini mengambil tangkapan layar atau screenshot setiap sekitar lima menit sekali.
Hasil screenshot itu pun disimpan dalam folder tersembunyi yang tak dapat diakses oleh pengguna.
Hanya otoritas negara yang bisa mengaksesnya untuk tujuan pengawasan.
Mengubah perangkat ini untuk bisa mengakses konten eksternal dianggap sebagai pelanggaran kriminal yang serius di Korea Utara, demikian dilansir dari NDTV.
Sumber: CNN
Artikel Terkait
Trump vs Kanada: Iklan Reagan Picu Ketegangan Dagang AS-Kanada
Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan Menang Telak 97% di Pemilu 2025, Diwarnai Kecurangan dan 700 Korban Jiwa
700 Tewas dalam Demo Pemilu Tanzania 2025: Kronologi dan Fakta Korban Jiwa
Momen Viral PM Jepang Sanae Takaichi Dekati Prabowo di KTT APEC 2025, Ini Isi Pidato Tolak Serakahnomics