HARIAN MERAPI - Sleep call yang sedang tren saat ini, khususnya di kalangan remaja ternyata dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Remaja atau orang dewasa harus membatasi sleep call guna meningkatkan kualitas tidurnya.
Hal tersebut diingatkan dosen Fakultas Ilmu Keperawatan UI Hening Pujasari dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan meski dapat mengeratkan hubungan, kebiasaan "sleep call" yang sedang tren di kalangan remaja dan dewasa dapat berdampak negatif pada kualitas istirahat.
Hening menjelaskan bahwa paparan sinar ultraviolet dari gawai yang diletakkan di sekitar kepala dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membuat rasa kantuk. Selain itu, ujarnya, suara yang muncul melalui gawai dapat mendistraksi tidur.
"Padahal, untuk mendapatkan benefit dari tidur atau tidur yang memulihkan (restoratif), selain durasi dan kedalaman, kita perlu tidur yang utuh tidak terputus-putus," ujarnya.
Hal itu dia sampaikan saat memberikan edukasi tentang tidur pada siswa SMP dan SMK di Kampung Ilmu, Tegal Waru, Purwakarta.
Artikel Terkait
Rahadi Algamar, Mahasiswa MNC University, Raih Juara 3 Pop Royalty Singing Competition 2025
Viral Bukti Selingkuh Hamish Daud & Chef Sabrina: Pinterest Hingga Video Raisa Jadi Sorotan
Reza Gladys Gugat Balik Nikita Mirzani, Tuntut Pengembalian Rp4 Miliar
The Grumpy Chef: Arti Julukan, Profil Sabrina Alatas & Fakta Isu Terbaru