Tiba-tiba, kelompok WNA tersebut melakukan penyerangan. Aksi mereka tidak hanya menggunakan tangan kosong, tetapi juga dilaporkan membawa senjata tajam jenis parang serta senjata airsoft gun. Selain menyerang personel TNI, kelompok ini juga diduga melakukan perusakan terhadap aset perusahaan, termasuk kendaraan roda empat dan roda dua milik PT SRM.
Proses Penanganan dan Investigasi Berlanjut
Setelah berhasil diamankan, ke-15 WNA China tersebut langsung dibawa untuk menjalani pemeriksaan mendalam. Kerja sama antara Imigrasi Ketapang dan TNI Kodim Ketapang difokuskan untuk mengungkap motif, status hukum keimigrasian, serta kemungkinan pelanggaran lainnya.
Masyarakat dan publik masih menantikan perkembangan resmi dari pihak berwenang mengenai tindak lanjut hukum terhadap para pelaku. Insiden ini menyoroti pentingnya pengawasan dan penegakan hukum di area operasional perusahaan untuk menjaga kedaulatan dan keamanan.
Artikel Terkait
GMNI Pecat Resbob Tidak Hormat: Kronologi Lengkap dan Alasan Ucapan Hina Suku Sunda
Bencana Banjir Sumatera 2025: 1.030 Korban Jiwa, Data BNPB & Polemik Status Bencana Nasional
Presiden Prabowo Perintahkan Tindak Tegas Oknum TNI-Polri Pelindung Penyelundupan Timah Bangka
Kritik Pedas Pernyataan Prabowo Soal Bencana: Nyawa Rakyat Bukan Statistik