Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru-baru ini membicarakan
perihal alasan mengapa orang miskin cenderung memiliki banyak anak. Pendapat
itu dikemukakan Anies Baswedan melalui akun X resmi miliknya.
"Kenapa orang miskin punya banyak anak? Pertanyaan itu sering muncul, kadang
dengan nada sinis. Tapi mari jeda sejenak dan coba memahami dari sudut
pandang mereka. Saat dunia tidak memberi jaminan, tak ada pensiun, tak ada
tabungan, tak ada negara yang hadir, anak menjadi satu-satunya 'aset' yang
bisa diandalkan. Mereka adalah harapan terakhir, yang bisa merawat, membantu
pekerjaan dan ekonomi keluarga, atau sekadar menemani di usia senja," tulis
Anies Baswedan dalam sebuah utas pada 30 April 2025.
Namun, cuitan tersebut rupanya mendapat tanggapan dari warganet di media
sosial. Beberapa melayangkan kritik, namun sejumlah warganet lainnya memuji
jalan pemikiran Anies Baswedan.
Mendapat respons sedemikian rupa, Anies Baswedan kemudian mengunggah cuitan
lainnya.
"Izinkan saya memberi beberapa tanggapan lanjutan, semoga bisa memperjelas
maksud dan membuka ruang pikir kita bersama. Pertama, banyak yang berkisah
lahir dari keluarga miskin dan dituntut ikut menopang keluarga. Untuk semua
yang pernah mengalami, terima kasih telah bertahan dan jangan pernah merasa
sendiri," tulis Anies Baswedan.
Ia lantas menyuarakan kembali kegelisahan warganet yang mengkritik
pendapatnya.
"Lalu ada yang tanya, 'Kok mewajarkan orang miskin banyak anak?' Tidak.
Empati itu bukan membenarkan, mewajarkan, apalagi romantisasi. Empati itu
memahami alih-alih menghakimi. Supaya kita tahu apa yang terlihat 'masalah'
seringkali adalah respons terhadap sistem yang lebih dulu bermasalah,"
lanjut Anies Baswedan.
(5/13) Tapi, kalau mau bicara soal solusi kemiskinan secara lebih konkret, kami kan sudah pernah menawarkannya dalam visi-misi AMIN yg lalu. :) Silakan ditinjau kembali. Banyak hal yg dirancang di sana, dari ekonomi keluarga hingga keadilan antargenerasi. pic.twitter.com/L0g51mQybQ
— Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) May 3, 2025
Tak hanya itu, ia juga menuliskan kembali keluhan warganet yang menanyakan
solusi padanya.
"Pertanyaan lain, 'Mana solusinya?' Ya utas kemarin memang bukan sedang
bicara sebagai pemerintah ataupun kepada pemerintah, tapi sedang bicara
kepada sesama warga biasa tentang empati. Pesannya, memahami lebih dulu
sering jauh lebih penting daripada merasa harus langsung memberi solusi,"
timpalnya.
Lebih lanjut, Anies Baswedan menyinggung kembali visi misi yang ia beberkan
selama Pilpres 2024. Anies mengatakan bahwa dirinya dahulu sudah pernah
menawarkan solusi kepada masyarakat Indonesia untuk mengurangi angka
kemiskinan.
"Tapi, kalau mau bicara soal solusi kemiskinan secara lebih konkret, kami
kan sudah pernah menawarkannya dalam visi-misi AMIN yang lalu. Silakan
ditinjau kembali. Banyak hal yang dirancang di sana, dari ekonomi keluarga
hingga keadilan antargenerasi," sambungnya.
Guna memberikan contoh nyata, Anies Baswedan mengatakan bahwa dirinya
menerapkan pendekatan serupa saat masih bertugas di Jakarta.
"Di Jakarta, pendekatannya adalah, mulai dari cari akar masalah, dituntun
oleh empati, lalu diselesaikan lewat sistem. Bukan sekadar karitatif atau
performatif. Karena kemiskinan itu struktural, maka solusinya tentu juga
harus sistemik," jelas Anies Baswedan.
Anies menyebut bahwa jika alasan orang miskin memiliki banyak anak untuk
mencari jaminan hari tua, maka Pemprov akan hadir untuk memberi kepastian.
Mulai dari perluasan kepersetaan BPJS hingga program Kartu Lansia Jakarta.
Tak hanya itu, program lainnya yang ditawarkan Anies Baswedan saat menjabat
menjadi Gubernur DKI Jakarta juga mencakup pasar murah, Jaklingko gratis,
Jakpreneur, hingga subsisi Pendidikan.
Untuk menambah kegiatan yang bisa dilakukan oleh orang-orang dalam kategori
miskin, Pemprov Jakarta juga membuka ruang-ruang rekreasi yang dapat
dinikmati oleh semua kalangan.
"Itulah contoh-contoh program yang dulu dihadirkan, dimulai dari empati,
disusun secara sistematis. Masih banyak yang lain: berbagai bansos,
revitalisasi kampung, hingga perlindungan untuk kelompok rentan. Tentu masih
banyak ruang untuk perbaikan. Keadilan sosial itu perjuangan panjang," tutup
Anies Baswedan.
Cuitan Anies Baswedan yang menyinggung kembali visi misi dirinya saat Pemilu
2024 itu pun menuai beragam tanggapan.
"Sabar pak, ya gimana ya mayoritas warga Indonesia ini emang minim literasi,
males baca, males nyimak, maunya disuapin terus. Mungkin lain kali jelasin
visi misinya sambal joket pak jika berkenan," komentar @jeill*****
"Sebagai warga 58 persen yang tobat, apakah boleh ya bro Anies kalau visi
misinya akhirnya diadopsi dan bekerja Bersama berkontribusi sama
pemerintah," tambah @bron*********
"Emang dulu menawarkan pak. Tapi rata-rata yang nggak milih bapak itu,
mereka bilang kalau pak Anies hanya muter-muter aja pembicaraannya,
bicaranya nggak jelas katanya nggak bisa dipahami," sambung @user****_
"Baca ini nyees banget. Kenapa ya dengan visi misi sematang ini masih aja
kalah sama yang bersifat kenyang sementara," timpal @mida*****_**
"Nangis banget, kelihatan banget antara yang berisi sama yang omom-omom
doang. Tiap hari ada aja gebrakannya, tapi yaah gimana lagii.." tulis
@hiro_*****
Sumber:
suara
Foto: Potret Anies Baswedan. [Instagram/aniesbaswedan]
Artikel Terkait
Siswa Nakal Dikirim ke Barak, Militer Nakal Kirim ke Mana?
Bukan Penyelenggara Negara Lagi, Erick Thohir Tanggapi Nasib BUMN Jika Korupsi ke Depan
Jadi Tersangka Vape Obat Keras, Peran Jonathan Frizzy Tak Main-Main
Forum Purnawirawan Prajurit TNI Minta Gibran Diganti, Jokowi: Boleh-boleh Saja