Tak Perlu Tunggu Masa Pensiun, ISESS Minta Prabowo Tiru Cara SBY Cari Sosok Kapolri

- Jumat, 06 Juni 2025 | 07:20 WIB
Tak Perlu Tunggu Masa Pensiun, ISESS Minta Prabowo Tiru Cara SBY Cari Sosok Kapolri


PARADAPOS.COM -
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto menilai sudah sepatutnya ada pergantian posisi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) yang kini dijabat oleh Jenderal Listyo Sigit.

Ia menyatakan, Listyo sudah terlalu lama menjabat, lebih dari 4 tahun. Terlepas dari plus minus kinerjanya, Listyo juga dianggap sebagian kalangan sebagai 'kaki-kaki' dari rezim sebelumnya.

"Dan publik juga mengetahui bahwa Jenderal Listyo Sigit adalah orang kepercayaan Presiden Jokowi. Dengan rekam jejak seperti itu, Polri sebagai organisasi juga butuh penyegaran agar tidak mengalami stagnasi. Sementara Presiden baru tentu juga harus bisa melepas bayang-bayang kepentingan Presiden sebelumnya," tutur Bambang kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, dikutip Jumat (6/6/2025).

"Masalahnya juga muncul adalah apakah Pati yang akan dipilih juga merupakan representasi kepanjangan kepentingan Kapolri atau Presiden sebelumnya atau tidak? Hal itu tentu bisa ditelusuri dari rekam jejak kinerja dan prestasinya. Di situ lah letak urgensi pergantian Kapolri pasca pergantian rezim," lanjutnya.

Ia menyatakan bila memang kepentingannya untuk benar-benar ingin melakukan pembenahan pada Polri, maka Presiden Prabowo Subianto dapat mencontoh pola yang dilakukan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan memilih calon yang memang memiliki prestasi, rekam jejak penugasan lengkap di dalam struktur organisasi Polri dan senioritas yang tidak terlalu lama, maksimal 2 tahun menjelang pensiun.

"Pengangkatan maupun pencopotan atas Jabatan Kapolri sesuai UU adalah hak prerogatif Presiden. Tidak ada syarat harus sampai memasuki usia pensiun. Artinya Presiden juga memiliki kewenangan bahkan mengganti Kapolri setiap saat," kata dia.

Bambang mencontoh, Jenderal Sutarman yang diganti  kurang 9 bulan menjelang pensiun. Lalu Jenderal Dai Bachtiar dicopot dari jabatan Kapolri setelah lebih dari 4 tahun menjabat Kapolri 29 November 2001-7 Juli 2005. Padahal, kata dia, masa pensiunnya masih kurang 3 tahun lagi yakni di 25 Januari 2008.

"Kabareskrim Komjen Wahyu Widada lebih berjarak dengan politik dibanding Fadil Imran. Zaman SBY, Soetanto juga tidak pernah menjabat Kapolda Metro. Artinya tidak harus pernah jadi Kapolda Metro. Di era SBY,  Komjen harus pernah dua kali menjadi Kapolda yg salah satunya Polda tipe A . Jadi otomatis Kapolri pernah minimal dua kali menjabat Kapolda. Kalau Kapolri dipilih yang belum pernah jadi Kapolda atau cuma sekali menjabat Kapolda, akhirnya standar rekam jejak prestasinya menurun dibanding era SBY. Bukannya naik, justru malah turun" ungkapnya.

Bambang mengatakan, bila melihat standar atau kriteria yang diterapkan oleh SBY, maka ada dua calon yang berpeluang mengisi posisi Kapolri. "Kalau yang memenuhi kriteria era SBY, di antara jenderal bintang 3 saat ini yang memenuhi syarat hanya Fadil Imran dan Wahyu Widada," tandasnya.

Sumber: inilah

Komentar