'Rungkad Entek-Entekan': Analogi Hidup Jokowi di Ujung Kekuasaan
Oleh: Damai Hari Lubis
Pengamat KUHP (Kebijakan Umum Hukum dan Politik)
Apakah nasib Jokowi kelak akan sejalan dengan lagu kesukaannya, Rungkad?
Lagu yang dikenal lewat penggalan lirik “entek-entekan” ini menyiratkan kehancuran total—baik secara fisik, moral, maupun simbolik.
Dalam bahasa Sunda, rungkad bermakna kehancuran atau keterpurukan.
Dipadukan dengan frasa entek-entekan—yang berarti “habis-habisan” atau “tanpa sisa”—ungkapan ini membentuk gambaran tentang seseorang atau keadaan yang benar-benar terpuruk hingga ke titik nadir.
Analogi ini terasa relevan jika dikaitkan dengan posisi Jokowi saat ini, yang telah kehilangan status sebagai orang nomor satu di negeri ini.
Secara pribadi, ia bahkan merasa terganggu oleh tuduhan penggunaan ijazah palsu hingga harus melapor ke polisi, sebuah langkah yang tidak lazim bagi seorang mantan presiden.
Lebih jauh, beredar rumor soal kondisi kesehatannya yang disebut “aneh”, seperti munculnya flek hitam dan gangguan kulit di wajah dan leher—penyakit yang jarang terlihat pada sosok publik sekelas dirinya.
Apakah ini pertanda bahwa Jokowi tengah menuju “rungkad entek-entekan”?
Tak hanya secara individu, namun juga sebagai satu paket bersama keluarga: istri, anak-anak, hingga menantu.
Pertanyaannya, adakah korelasi hukum yang memungkinkan seluruh paket keluarga Jokowi mengalami nasib serupa?
Secara ilmiah dan hukum, potensi itu bisa dikaji dari data empirik.
Meski Jokowi memiliki sisi positif sebagai manusia, tetapi kecenderungannya untuk mengingkari janji politik telah menjadi catatan serius.
Artikel Terkait
Roy Suryo dan dr. Tifa Diperiksa Polisi sebagai Tersangka Kasus Ijazah Jokowi
Modus Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh: Mark Up Lahan hingga Jual Beli Tanah Negara
Bobibos Biofuel RON 98 dari Jonggol: Solusi BBM Murah Rp 4 Ribu Setara Pertamax Turbo
ESDM Ingatkan Aturan BBM ke Bobibos: Ekspansi SPBU Harus Penuhi Uji Kelayakan