Tahun 2021, sekelompok aktivis bahkan menggugat Jokowi atas 66 kebohongan.
Maka, tak berlebihan bila saat ini, di tahun 2025, jumlah kebohongan itu bisa mencapai lebih dari 100.
Kondisi makin pelik saat sejumlah kasus dugaan KKN menyeret anggota keluarganya.
Ketiga anak Jokowi—Gibran, Kaesang, dan Kahiyang—serta menantunya Bobby Nasution, tercatat dalam berbagai laporan publik dan bahkan arsip KPK.
Dugaan penggunaan ijazah palsu oleh Jokowi dan Gibran pun memperkeruh situasi.
Awalnya Gibran digadang berpendidikan S2, lalu menjadi S1, dan akhirnya dinyatakan hanya setara D1 oleh KPU.
Tak kalah kontroversial, akun X (Twitter) bernama Fufu yang diduga kuat milik Gibran, menyebarkan konten tak bermoral.
Iriana pun tak luput dari sorotan publik terkait klaim gelar SE, MM, dan status Hajjah yang diragukan keabsahannya.
Dengan semua tuduhan ini, wajar jika publik mempertanyakan: apakah keluarga besar Jokowi akan mengalami rungkad entek-entekan secara bersama-sama?
Apakah semua ini akan tercatat sebagai lembaran hitam dalam sejarah politik Indonesia?
Jika kekuasaan yang diraih berasal dari “benih tak halal”, maka bukan tidak mungkin akhirnya akan runtuh dengan cara yang menyakitkan.
Akumulasi kebohongan dan dugaan pelanggaran hukum dapat menjadi benih kehancuran, bukan hanya secara politis, tetapi juga secara hukum dan moral.
Maka, analogi lagu Rungkad menjadi sangat relevan: tentang tokoh yang jatuh, bukan karena nasib semata, tetapi karena bangunan kekuasaan yang didirikan di atas kebohongan dan kepalsuan.
Kepastian akan masa depan Jokowi? Wallahu a’lam. Karena kebenaran dan keadilan sejati, hanya milik Tuhan. ***
Artikel Terkait
Roy Suryo dan dr. Tifa Diperiksa Polisi sebagai Tersangka Kasus Ijazah Jokowi
Modus Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh: Mark Up Lahan hingga Jual Beli Tanah Negara
Bobibos Biofuel RON 98 dari Jonggol: Solusi BBM Murah Rp 4 Ribu Setara Pertamax Turbo
ESDM Ingatkan Aturan BBM ke Bobibos: Ekspansi SPBU Harus Penuhi Uji Kelayakan