Ini bukan lagi soal dokumen pendidikan. Ini soal arah bangsa.
Soal hukum yang menjadi alat untuk melindungi penguasa. Lebih buruk lagi, melindungi bekas penguasa!
Njomplangnya penerapan hukum ini jadi ujian bagi Prabowo Subianto. Dia sudah resmi menjabat Presiden RI.
Tapi pertanyaannya: apakah Prabowo benar-benar presiden baru? Ataukah hanya operator baru dari sistem lama? Dari kekuasaan lama? Operator dari bekas presiden?!
Jika aparat hukum di bawah pemerintahan Prabowo masih bekerja untuk membela penguasa sebelumnya, maka jangan salahkan rakyat jika menilai dia hanya melanjutkan proyek kekuasaan Jokowi. Dia bukan dan tidak membawa perubahan.
Maukah Prabowo?
Dari suguhan memuakkan ini, publik makin sadar bahwa sistem hukum kita tidak netral.
Ia bukan pelayan keadilan, tapi pelayan kekuasaan. Di sisi lain, ruang untuk memperjuangkan kebenaran lewat jalur hukum makin sempit.
Bandingkan dengan hukum Islam. Sebagai sistem yang pernah menegakkan keadilan selama lebih dari 13 abad, Islam bisa dan harus jadi rujukan ideal.
Dalam Islam, hukum tak tunduk pada kekuasaan. Khalifah sekalipun bisa disidang. Hukum ditegakkan karena kebenaran, bukan karena siapa yang berkuasa.
Allah sudah memberikan standar yang sangat tinggi dalam menegakkan keadilan:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّا مِيْنَ بِا لْقِسْطِ شُهَدَآءَ لِلّٰهِ وَلَوْ عَلٰۤى اَنْفُسِكُمْ اَوِ الْوَا لِدَيْنِ وَا لْاَ قْرَبِيْنَ ۗ اِنْ يَّكُنْ غَنِيًّا اَوْ فَقِيْرًا فَا للّٰهُ اَوْلٰى بِهِمَا ۗ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوٰۤى اَنْ تَعْدِلُوْا ۚ وَاِ نْ تَلْوٗۤا اَوْ تُعْرِضُوْا فَاِ نَّ اللّٰهَ كَا نَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Maha Mengetahui terhadap segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 135).
Ayat agung ini bahkan dipajang permanen di dinding Fakultas Hukum Harvard University.
Ia jadi pengingat, bahwa nilai keadilan yang diajarkan Islam melampaui sekat agama, ras, dan bangsa.
Tapi ironisnya, di negeri Muslim terbesar di dunia, justru ayat ini paling diabaikan.
Itulah sistem yang kita butuhkan hari ini: hukum yang berpihak pada kebenaran, bukan pada penguasa.
Mungkin tuntutan menerapkan sistem hukum Islam buat Prabowo terlalu berat. Tapi setidaknya, kita minta hukum diterapkan tanpa pandang bulu.
Tidak tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Hukum dan aparatnya tidak jadi pelayan kekuasaan. Apalagi bekas penguasa.
Harusnya ini tidak sulit buat Prabowo. Pertanyaannya, maukah Prabowo. Atau, beranikah dia?
O, iya. Jangan-jangan… jangan-jangan…
Jika benar begitu, siapa bilang Jokowi sudah benar-benar lengser? ***
Artikel Terkait
TNI Gagalkan Aksi Begal & Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Disita
Kalah Telak dari Prabowo, Mr J PSI Tumbang di Tangan Anak Buahnya Sendiri
Pemkot Surabaya Gandeng Densus 88, Ini Tujuan dan Langkah yang Akan Dilakukan
Prabowo Restui Pengadilan untuk Jokowi? Ini Kata Pengamat Soal Statement Purbaya