SUPERIOR! Gambaran Kuatnya Riza Chalid Selama Ini Diduga Dibekingi Jokowi

- Sabtu, 12 Juli 2025 | 08:05 WIB
SUPERIOR! Gambaran Kuatnya Riza Chalid Selama Ini Diduga Dibekingi Jokowi


SUPERIOR! Gambaran 'Kuatnya' Riza Chalid Selama Ini Diduga Dibekingi Jokowi


Oleh: Muhammad Said Didu

Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara

Mantan Staf Khusus Menteri ESDM


ULASAN ini dimaksudkan untuk membuka fakta bahwa Muhammad Riza Chalid (MRC) selama ini sangat kuat karena dekat atau dibekingi oleh penguasa (Joko Widodo).


Dugaan tersebut, tergambar dari bagaimana dia dilindungi dalam kasus "papa minta saham" di Freeport. 


Fakta menunjukkan bahwa MRC selama ini sangat kuat karena dekat dengan penguasa (Joko Widodo). Berikut kronologinya:


Pertama, 13 Mei 2015, Setya Novanto (SN), Ketua DPR dan Ketua Umum Partai Golkar bertemu dengan MRC membahas permintaan saham di Freeport dan rekaman pembicaraannya kami peroleh dari Dirut Freeport saat itu (Pak Maroef Sjamsoeddin, saat ini ditunjuk oleh Presiden Prabowo sebagai Dirut BUMN Holding pertambangan MIND.ID).


Dalam rekaman tersebut termasuk ada pengakuan jatah saham untuk Presiden Joko Widodo yang akan “diatur/dikomunikasikan” oleh Pak Luhut Binsar Panjaitan. Tentunya semua sudah dibantah.


Kedua, rekaman tersebut dilaporkan ke Menteri ESDM Pak Sudirman Said yang sedang ditugaskan Presiden untuk menata ulang proses penyelesaian perpanjangan kontrak Freeport.


Kami sepakat bahwa ini harus dilaporkan, tapi sebelumnya harus izin Presiden dan Menteri ESDM melapor ke Presiden, Presiden Joko Widodo setuju. Proses pelaporan kita siapkan.


Ketiga, kami sementara proses buat laporan ke yang berwenang, termasuk ke Mahkamah Kehormatan Dewan DPR, justru kami dikagetkan atas kehadiran MRC sebagai tamu VVIP Presiden Joko Widodo pada pernikahan Putra Presiden Gibran (sekarang Wapres) di Solo, tanggal 11 Juni 2015.

 

Setelah kejadian itu, sangat terlihat perubahan sikap mantan Presiden Joko Widodo terhadap pelaporan MRC - sering ada signal agar dikendorkan. 


Dan selanjutnya MRC sudah sering lihat hadir pada berbagai acara yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.


Keempat, tanggal 16 September 2015, kantor kami, Kementerian ESDM ditembak beberapa tempat dan kami duga bahwa ini adalah bentuk teror kepada kami agar proses pengungkapan kasus "papa minta saham" dihentikan. Sampai sekarang siapa yang menembak tidak terungkap.


Kelima, walau menghadapi risiko mati dan menghadapi perubahan sikap Presiden Joko Widodo, kami terus melanjutkan proses. 


Menteri ESDM Pak Sudirman bersama kami tetap konsisten dan nekat melaporkan secara resmi dan menyampaikan potongan rekaman pembicaraan permintaan saham Freeport antara SN dan MRC tanggal 16 November 2015.


Keenam, atas laporan tersebut, sidang MKD DPR mulai dilaksanakan tanggal 3 Desember 2015 dengan penuh tekanan karena sepertinya parpol sudah dapat informasi bahwa Presiden Joko Widodo sudah berbalik, tidak ingin kasus ini dilanjutkan.


Ketujuh, saat proses sidang berlangsung di MKD, dapat “arahan” dari Presiden Joko Widodo agar dipikirkan lagi untuk melanjutkan proses kasus papa minta saham. Tapi kami tetap ngotot bahwa kasus ini harus dibuka.

Halaman:

Komentar