Salah satu anak buah Mayjen TNI Purn Soenarko, Kolonel TNI (Purn) Sri Radjasa Chandra, mendadak muncul ke publik dan menyampaikan pernyataan bahwa ia yakin jika ijazah Jokowi adalah palsu.
PARADAPOS.COM - Selain tuntutan untuk pemakzulan Gibran Rakabuming Raka dari kursi Wakil Presiden RI 2024-2029, polemik keaslian ijazah milik Joko Widodo (Jokowi) juga terus bergulir.
Kelompok Mayjen TNI Purn Soenarko Cs mendesak pemakzulan Gibran.
Sementara, dari pihak dr Tifa Cs menarasikan ijazah Joko Widodo (Jokowi) palsu.
Kini, dari pihak Mayjen TNI Purn Soenarko Cs mendadak muncul dan meyakini juga apa yang disampaikan dr Tifa, Roy Suryo, Rismon Sianipar Cs, bahwa ijazah Jokowi diduga palsu.
Padahal UGM dan Bareskrim Polri telah menyatakan ijazah Jokowi asli.
Namun, eks anak buah Mayjen TNI Purn Soenarko, Kolonel Inf Purn Sri Radjasa Chandra, menyampaikan jika ia meyakini ijazah Jokowi palsu.
Ia juga tidak terima atas pernyataan relawan Jokowi, Silfester Matutina, yang dianggap menyerang mantan atasannya itu.
Diketahui, Kolonel Inf Purn Sri Radjasa Chandra kerap muncul ketika berhubungan dengan Mayjen TNI Purn Soenarko.
Sama halnya ketika Mayjen TNI purn Soenarko terjerat kasus dugaan penyelundupan senjata.
Kolonel Inf Purn Sri Radjasa Chandra pun muncul dan membantah tuduhan tersebut.
Ia meyakini hal itu karena pernah menjadi bawahan Soenarko di Kodam I Iskandar Muda.
"Jadi itu bohong kalau dikatakan senjata itu dikirim dalam rangka untuk kegiatan 22 Mei 2019. Itu bohong," kata Radjasa saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (31/5/2019) silam.
Radjasa menjelaskan bahwa sekitar 2009 silam, Staf Intel Kodam I Iskandar Muda menerima tiga pucuk senjata secara sukarela dari masyarakat Aceh Utara. Dua buah AK-47 dan satu buah M16A1.
"Kebetulan tiga pucuk diserahkan kepada saya di antaranya dua pucuk AK-47 dan satu pucuk senjata M16A1 laras pendek," ucap Radjasa.
Kondisi senjata tersebut, kata Radjasa, sudah tidak layak untuk digunakan di pertempuran.
Radjasa lalu melaporkan kepada Soenarko yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kodam I Iskandar Muda.
Setelah itu, Radjasa mengaku diperintah Soenarko untuk menaruh dua senjata AK-47 di gudang.
Memasuki tahun 2018, Radjasa mengatakan, Soenarko meminta dirinya agar mengirim senjata tersebut ke Jakarta. Tujuannya untuk disimpan di Museum Kopassus.
"Satu pucuk M16A1 simpan di kantor sintel yang rencananya akan diberikan pada Museum Kopassus," dalih Radjasa.
Radjasa mengatakan perintah mengirimkan senjata M16A1 juga diberikan kepada Heriansyah, seorang sipil yang membantu Soenarko saat menjabat sebagai Pangdam Iskandar Muda.
"Dengan catatan, Pak Narko mengatakan bahwa ketika nanti mengirim senjata ke Jakarta, tolong dilaporkan ke Kasdam Iskandar Muda Brigjen Daniel agar mendapat surat pengantar," ujar Radjasa kala itu.
Yakini Ijazah Jokowi Palsu
Kolonel Inf Purn Sri Radjasa Chandra, mantan Staf Intel Kodam I Iskandar Muda (saat Mayjen TNI Purn Soenarko menjabat Pangdam) turut angkat bicara yang meyakini ijazah Jokowi palsu.
Awalnya dia menceritakan Pasar Pramuka di Jakarta Timur yang disebut-sebut sebagai tempat pembuatan ijazah-ijazah palsu.
Adapun dugaan adanya kaitan antara ijazah Jokowi dan Pasar Pramuka itu sebelumnya diungkap oleh Bambang Beathor Suryadi, seorang politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Radjasa mengklaim Pasar Pramuka memang menjadi lokasi pembuatan banyak dokumen palsu, termasuk ijazah.
“Ahlinya (pembuatan ijazah palsu) ada di belakang kios-kios itu,” kata Sri Radjasa dalam video yang diunggah di kanal YouTube Forum Keadilan, Kamis (10/7/2025).
Menurut Radjasa, pada tahun 1990-an tarif pembuatan ijazah palsu universitas swasta yang tidak terkenal sudah mencapai Rp8 juta.
Tarif pembuatan ijazah negeri akan berbeda lagi. Lalu, dia menduga ijazah Jokowi memang palsu.
“Jadi ketika Pak Beathor mengatakan bahwa ada kaitan Pasar Pramuka, dan kemudian saya teliti beberapa hal tentang kepalsuan ijazah itu (ijazah Jokowi), saya sekarang sudah yakin bahwa itu palsu,” ujarnya.
Mantan intel itu mengaku juga pernah berdiskusi dengan pakar forensik digital Rismon Sianipar yang berulang kali menuding ijazah Jokowi palsu.
Kata dia, ada keterlibatan kekuasaan untuk menutupi dugaan ijazah palsu.
“Bahkan rekam jejak ijazah ini hilang, seperti misalnya skripsi, terus kemudian lembar penilaian. Artinya semakin memperkuat bahwa ini palsu,” jelasnya.
Dia juga meyakini mantan Wamendes PDTT Paiman Raharjo berada di balik pembuatan ijazah palsu Jokowi.
Artikel Terkait
5 Cara Ampuh Mengamankan Transaksi Digital di Game Online
Luhut Usul Family Office Pakai APBN, Purbaya Menolak: Bangun Saja Sendiri!
Anak Riza Chalid Dihukum atas Korupsi Minyak Pertamina yang Rugikan Negara Rp285 Triliun
Arsip Ijazah Jokowi Didesak Dibuka ANRI oleh Bonatua Silalahi dalam Sidang Sengketa Informasi Publik