Sikap Munafik Politik dan Upaya Menyelamatkan Diri: 'Siap Masuk Gerindra'
Oleh: Ali Syarief
Akademisi
Setelah kekuasaan bergeser dari tangan Joko Widodo ke Prabowo Subianto, panggung politik nasional kembali menunjukkan wataknya yang penuh kepura-puraan.
Salah satu yang paling mencolok adalah perubahan sikap para loyalis Jokowi, terutama Budi Arie Setiadi dan organisasi relawan yang ia pimpin, Projo.
Di masa keemasan Jokowi, Projo adalah kendaraan politik paling agresif dalam membela sang presiden, bahkan tak jarang terkesan membabi buta.
Tapi kini, setelah Jokowi tidak lagi menjabat, sikap “tegak lurus” mereka beralih ke Prabowo—sebuah manuver yang tidak bisa dibaca hanya sebagai strategi politik biasa, melainkan sebagai upaya untuk menyelamatkan diri dari kemungkinan jeratan hukum, terutama terkait skandal judi online yang menyeret nama Budi Arie.
Projo: Dari Relawan Jadi Oportunis
Budi Arie Setiadi, Ketua Umum Projo yang kini menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, menyatakan bahwa Projo akan mengikuti semua perintah Presiden Prabowo.
“Kita siap. Semua yang diperintah Presiden kita siap. Kita tegak lurus Pak Presiden,” ujarnya.
Pernyataan ini bukan sekadar sinyal dukungan, tetapi lebih tepat disebut sebagai langkah politis penuh perhitungan.
Padahal, identitas Projo dibangun di atas dukungan terhadap Jokowi.
Lalu, ketika Jokowi tak lagi berkuasa, dengan mudahnya arah politik Projo bergeser.
Tidak ada lagi pembelaan terhadap “Pakde Jokowi” yang dulu diagung-agungkan.
Justru mereka kini menjilat lidah sendiri dan berpindah kiblat politik demi menyelamatkan posisi dan mungkin juga masa depan hukum.
Skandal Judol dan Bayang-Bayang Hukum
Pergeseran sikap ini tidak bisa dilepaskan dari skandal besar yang melibatkan Budi Arie Setiadi sebagai Menteri Kominfo: perjudian online alias judol.
Di masa jabatannya, praktik judol justru tumbuh subur, bahkan ketika Kominfo gembar-gembor menutup situs-situs ilegal.
Banyak pihak menilai bahwa pemberantasan judol hanya formalitas, atau bahkan menjadi ladang permainan kekuasaan dan ekonomi terselubung.
Kini, ketika Jokowi tak lagi bisa memberikan perlindungan politik, dan Prabowo sedang mengonsolidasikan kekuasaan, Budi Arie memilih untuk “tegak lurus” kepada Prabowo—satu-satunya cara agar ia tetap aman secara hukum dan politis.
Artikel Terkait
Gus Dur dan Syaikhona Kholil Resmi Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional 2025
Tuan Rondahaim Saragih Garingging: Raja Simalungun Pahlawan Nasional 2025, Sejarah & Perjuangannya
Mahfud MD Bantah Tegas Pernyataan Ijazah Jokowi Asli: Itu Berita Bohong
Prabowo Instruksikan Pembatasan Game Online Usai Ledakan SMAN 72 Jakarta, Ini Alasannya