Bukan Memikirkan Kondisi Rakyat, Tetapi Dua Periode Anaknya

- Sabtu, 27 September 2025 | 09:20 WIB
Bukan Memikirkan Kondisi Rakyat, Tetapi Dua Periode Anaknya


Rakyat tahu, ada beban apa yang ditanggung Anda kepada para cukong, oligarki, dan lainnya. 


Sehingga Anda tidak dapat istirahat dan tidur nyenyak. Sampai-sampai harus terus dilindungi Kapolri pilihan Anda.


Rakyat tahu apa yang akan terjadi untuk Anda dan kepentingan Anda, bila Anda istirahat. 


Tidak ikut lagi politik praktis, tidak mengerahkan termul, tidak menyodorkan Gibran, tidak mempertahankan Kapolri, tidak mengestafetkan kontrak Anda dengan "mereka" ke Prabowo,


Negarawan, politikus, berbeda


Negarawan itu ahli dalam kenegaraan; ahli dalam menjalankan negara (pemerintahan); pemimpin politik yang taat asas menyusun kebijakan negara dengan suatu pandangan ke depan atau mengelola masalah negara dengan kebijaksanaan dan kewibawaan.


Oleh sebab itu, seorang negarawan hendaknya mempunyai kepedulian, loyalitas terhadap bangsa dan negara, arif dan bijaksana, bersikap adil, memahami pemerintahan dan tidak tercela, dan sudah tentu tidak pernah tersandung kasus-kasus seperti KKN, mementingkan cukong, oligarki, dan dinasti. Ijazah palsu dan lainnya.


Sementara, politikus, poli itu artinya banyak, dan tikus itu hama. Jadi, sekarang di negeri ini cuma banyak hama. 


Tikus itu merupakan salah satu hama penyebab kerusakan yang menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi petani karena tikus dapat menyerang seluruh fase pertumbuhan tanaman padi bahkan pada fase penyimpanan.


Nah, apa bedanya tikus dengan tikus yang di dekatnya diberi awalan poli? 


Bukankah sekarang lebih banyak politikus yang justru menjadi hama penyebab kerusakan yang menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi rakyat karena politikus menyerang seluruh fase pertumbuhan dan fase penyimpanan berbagai kekayaan di negeri ini? 


Bikin rakyat sengsara, tapi mereka terus memanfaatkan suara rakyat untuk duduk di kursi jabatan dan kekuasaan itu.


Jadi, hingga saat ini, rakyat semakin tahu siapa Jokowi itu. Siapa rakyat yang dimaksud, apa yang 58 persen atau yang 42 persen? Saya pikir, rakyat yang 58 persen hasil perhitungan "KPU", juga banyak yang cerdas dan punya akal sehat.


Capai melihat termul


Jujur, sebagai rakyat jelata, saya sudah capai melihat termul. Mengapa termul malah nampak sekali diternakan? 


Lebih capai lagi melihat para termul ada di ruang diskusi publik yang hanya "ngeyel", "beropini", membela Jokowi dengan berbagai narasi dan menganggap rakyat tidak tahu faktanya tentang Jokowi.


Saat saya melihat Rocky Gerung, meninggalkan "Rakyat Bersuara". Bila saya jadi Rocky pun akan melakukan hal yang sama. 


Tetapi saya akan lebih menegaskan mengapa harus meninggalkan acara dengan memberikan alasan, semisal:


"Maaf, izin, saya tidak dapat melanjutkan debat di sini. Sebab, saya hadir dalam debat juga sebagai wadah saya untuk belajar dan terus belajar. Tetapi, saya tidak mendapatkan manfaat dari debat di sini, karena perdebatan ini "dangkal". Maaf. Izin. Wassalamualaikum ...


Dengan begitu, lawan debat jadi tahu bahwa level mereka masih sebatas jualan opini.


Saya juga berdoa, semoga rakyat tidak sampai menghakimi Presiden Prabowo dengan memberikan julukan pendukungnya "TerBo", Ternak Prabowo. Aamiin YRA.


Hidayah


Menutup tulisan ini, semoga Pak Jokowi segera mendapatkan hidayah. 


Mendapatkan petunjuk, bimbingan dari Tuhan tentang kebenaran dan kebahagiaan sejati. Cahaya penuntun menuju kebenaran dan kebahagiaan. Aamiin YRA. ***

Halaman:

Komentar