PARADAPOS.COM - Isu panas merebak di jagat maya: organisasi bernama Perjuangan Walisongo Indonesia – Laskar Sabilillah (PWI-LS) dikabarkan menolak safari dakwah ulama internasional asal Yaman, Habib Umar bin Hafidz, yang dijadwalkan berlangsung di sejumlah kota di Indonesia pada Oktober 2025.
Bahkan, dalam unggahan-unggahan di media sosial, terselip narasi yang menyebut acara dakwah Habib Umar “akan digeruduk dan dibubarkan.”
Kabar ini langsung memantik perhatian publik, terutama jamaah dan simpatisan Habib Umar yang sudah menanti kedatangannya.
Di sisi lain, narasi penolakan tersebut menimbulkan kekhawatiran akan munculnya gesekan di lapangan bila tidak segera diluruskan.
Beberapa unggahan akun yang mengaku simpatisan PWI-LS menilai safari dakwah Habib Umar tidak diperlukan.
Narasi yang mereka bangun adalah bahwa ulama-ulama Nusantara jauh lebih hebat dan berwibawa, sehingga tidak butuh ulama dari luar negeri.
Lebih jauh, sejumlah postingan bahkan menuding Habib Umar “hanya mengagung-agungkan keturunan Arab” dan menyebut klaim bahwa dirinya sebagai dzurriyah Rasulullah SAW adalah sebuah “kebohongan”.
Nada penolakan itu makin tajam ketika muncul kalimat “warga pribumi tertindas”, yang seolah memunculkan dikotomi antara “ulama keturunan Arab” dengan “ulama lokal”.
Unggahan ini lantas menyebar cepat, menimbulkan persepsi bahwa PWI-LS secara organisasi resmi menolak kehadiran Habib Umar.
Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari struktur pimpinan PWI-LS mengenai sikap mereka terhadap safari dakwah Habib Umar.
Narasi penolakan baru sebatas beredar di akun-akun simpatisan dan pendukung organisasi tersebut di media sosial.
Hal ini penting dicatat: ada perbedaan besar antara sikap resmi organisasi dan opini liar simpatisannya.
Jika tidak ada pernyataan resmi, maka isu ini bisa dikategorikan sebagai kabar yang masih perlu diverifikasi.
Habib Umar bin Hafidz adalah ulama besar asal Tarim, Yaman, pendiri Dar al-Mustafa — sebuah lembaga pendidikan Islam yang diakui dunia.
Beliau dikenal luas di berbagai negara, termasuk Indonesia, karena keilmuannya yang mendalam dalam hadis, tasawuf, dan dakwah yang menekankan cinta Rasulullah SAW.
Artikel Terkait
Bayi Perempuan Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag di TPA Cipayung, Jakarta Timur
Anak Menkeu Yudo Sadewa Tawarkan Bounty Rp 167 Juta untuk Penghina Kakaknya
Wiranto Berduka: Istri, Rugaiya Usman, Meninggal Dunia di Bandung, Dimakamkan di Solo
Bantahan Fadlun Faisal Soal Curhatan Helwa Bachmid: Klaim Transfer Jutaan & Fakta Persalinan