paradapos.com - Direktur Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) Delima Silalahi merinci dengan lebih mendalam dampak tragis yang diakibatkan oleh kegagalan Food Estate di Sumatera Utara.
Dari laporan kunjungan rutinnya ke lokasi, Delima menggambarkan kondisi suram di Kabupaten Humbang Hasundutan, tempat Desa Siria-Ria di Kecamatan Pollung menjadi saksi bisu kegagalan proyek tersebut.
"Kondisinya, menurut kami gagal karena dari penanam pertama 215 hektare. Sekarang yang dikelola hanya sekitar 10 persen atau 20 hektare," ungkapnya.
Artinya, sekitar 80 hingga 90 persen lahan Food Estate itu terlantar, ditumbuhi ilalang liar, menjadi gambaran tragis dari harapan yang pupus bagi petani dan masyarakat setempat.
Lahan yang masih ditanami menghadapi beragam tantangan, dari petani yang berusaha mandiri dengan modal sendiri hingga yang menjalin mitra dengan perusahaan.
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA