Proses negosiasi untuk perjanjian perdagangan bebas terbaru ini dimulai pada November 2022 dan berhasil diselesaikan pada Mei 2025. Penyelesaian negosiasi ini terjadi tidak lama setelah serangan tarif yang diluncurkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Sebagai informasi, versi pertama CAFTA sendiri telah berlaku sejak tahun 2010.
Manfaat dan Peningkatan Akses Pasar
Pemerintah China menyatakan bahwa CAFTA 3.0 akan membawa peningkatan signifikan dalam akses pasar untuk berbagai sektor kunci. Sektor-sektor yang diuntungkan meliputi pertanian, ekonomi digital, dan industri farmasi, membuka peluang baru bagi para pelaku usaha di kawasan.
Sinergi dengan RCEP
Kemitraan ini semakin kuat karena baik China maupun negara-negara ASEAN merupakan bagian dari Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). RCEP adalah blok perdagangan terbesar di dunia yang mencakup hampir sepertiga populasi global dan sekitar 30 persen dari total produk domestik bruto (PDB) dunia.
Dalam perkembangan terkait, Malaysia sebagai tuan rumah juga menyelenggarakan pertemuan puncak RCEP di Kuala Lumpur pada hari Senin, yang merupakan pertemuan pertama dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Artikel Terkait
Kunci Sukses Timnas U-17 Piala Dunia 2025: Zahaby Gholy Bocorkan Strategi Utama Tim di Dubai
Refly Harun Desak Purbaya Usut Pegawai Kemenkeu Rangkap Jabatan di BUMN: Langkah Nyata Good Governance
Dari Penolakan Jadi Dukungan Penuh: Kisah Satgas Yonif 4 Marinir Membangun Kepercayaan di Pasir Putih
16 Kereta Api Dialihkan! Dampak Banjir Semarang & Daftar Lengkap Rute yang Berubah