Cerita Prabowo Marahi Kepala BIN karena Situasi Demo Tidak Sesuai dengan Laporan

- Senin, 08 September 2025 | 08:45 WIB
Cerita Prabowo Marahi Kepala BIN karena Situasi Demo Tidak Sesuai dengan Laporan


PARADAPOS.COM -
PRESIDEN Prabowo Subianto diduga cukup terlambat mengetahui gelombang demonstrasi pada akhir Agustus lalu berujung rusuh hingga menewaskan seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan. Affan dilindas kendaraan taktis milik Brigade Mobil dalam aksi pembubaran DPR di Jalan Pejompongan, Jakarta Pusat pada Kamis malam, 28 Agustus 2025.

Dua pejabat di Istana mengatakan sempat ada upaya mengisolasi Prabowo dari peristiwa yang sebenarnya terjadi. Sebelum Affan tewas, Prabowo mendapat laporan dari Badan Intelejen Negara bahwa unjuk rasa yang sudah dimulai sejak 25 Agustus 2025 berlangsung aman. 

Karena itu, Presiden kabarnya sempat memarahi Kepala BIN Muhammad Herindra karena situasi di lapangan tidak sesuai dengan laporan. Teguran itu disampaikan Prabowo ketika bertemu Herindra di Istana Negara pada Ahad, 31 Agustus 2025. Prabowo juga menyinggung kenaikan pangkat Herindra. Namun Herindra membantah informasi tersebut. "Salah," kata dia lewat pesan singkat pada Jumat, 5 September 2025. 

Selain laporan intelejen yang tidak sesuai fakta, dua pejabat pemerintah mengatakan isolasi informasi dilakukan oleh orang kepercayaan Presiden. Mereka kompak menahan informasi tersebut. Prabowo bahkan baru mengetahui Affan tewas dan massa mengamuk pada Jumat pagi, 29 Agustus 2025 atau keesokan harinya dari saat peristiwa terjadi. 

Kejadian tersebut membuat Prabowo kalang kabut. Sebab, gelombang demonstrasi keburu menular hingga ke berbagai kota di Indonesia.

Upaya orang-orang istana mengisolasi Presiden ini diulas lengkap dalam laporan majalah Tempo edisi 7 September 2025 dengan judul "Tarik Menarik Darurat Militer Meredam Demontrasi Pembubaran DPR". Laporan ini juga membeberkan alasan Kepala Negara urung memecat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. 

Sumber: tempo

Komentar