PSI Sebagai Pilihan yang Lebih Tepat
Hasanuddin menegaskan bahwa jika tujuan Budi Arie dan Projo adalah mengikuti jejak politik Jokowi, maka PSI adalah pilihan yang lebih tepat. Ketidakhadiran Jokowi dan Gibran bisa ditafsirkan sebagai tanda ketidakcocokan, yang berarti Budi Arie sudah ditinggalkan oleh patron politiknya.
“Jika ingin mengikuti garis politik Jokowi, Budi Arie dan Projo sebaiknya bergabung ke PSI. Ketidakhadiran Jokowi-Gibran bisa jadi menandakan ketidakcocokan, sehingga Budi Arie sudah ditinggalkan,” jelasnya.
Saran untuk Budi Arie dan Projo Menuju 2029
Menyikapi perubahan logo Projo, Hasanuddin menilai hal itu wajar jika Budi Arie ingin mengubahnya, termasuk mengubah singkatan Projo agar tidak lagi menonjolkan siluet Jokowi.
Untuk menghadapi Pemilu 2029, Hasanuddin memberikan dua opsi strategis kepada Budi Arie dan Projo: memperbaiki hubungan dengan Jokowi dan Gibran, atau fokus membantu menyukseskan program prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Wacana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: DPR Hormati tapi Minta Kajian Mendalam
Dugaan Pembengkakan Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh: Kerugian Negara Capai 4,5 Miliar Dolar
Prabowo Tegaskan Kereta Cepat Whoosh Tak Bermasalah, Ini Faktanya
Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh Rugikan Negara Triliunan, DPR Turun Tangan