"Ya pasti nggak (ikhlas), tapi itu kan kekonyolan sendiri oleh Bloomberg, Clinton dengan reputasi internasional yang luar biasa dengan Jokowi yang bahasa Inggris terbata-bata disamakan, nggak mungkin kan," ujar Syahganda dalam sebuah diskusi di kanal YouTube.
Dugaan Ada Biaya Khusus di Balik Kehadiran Jokowi
Syahganda lantas mempertanyakan mekanisme kehadiran Jokowi di forum-forum elite global seperti Bloomberg New Economy Forum. Ia mengaitkan kehadiran mantan presiden tersebut dengan kemungkinan adanya biaya khusus atau transaksi tertentu.
Menurutnya, jika Jokowi hadir sebagai kepala negara yang sedang menjabat, undangan semacam itu adalah hal yang wajar. Namun, posisi Jokowi kini sudah berbeda.
"Karena kalau dia diundang sebagai presiden, saya pikir itu hak, maksudnya sebagai pimpinan negara wajar kan gitu. Ini kan bukan pimpinan negara, bahasa Inggrisnya terbata-bata, pengalamannya juga mencurigakan buat bangsa Indonesia," jelas Syahganda.
Ia semakin menegaskan keraguannya tentang kemungkinan Jokowi hadir tanpa biaya. "Tidak mungkin Jokowi masuk gratisan di situ karena ini perusahaan bisnis bukan yayasan sosial. Kalau yayasan pengabdian masyarakat bisa saja, tapi kalau ini ya nggak mungkin dong," pungkasnya.
Artikel Terkait
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Global Bloomberg, Siap Berpidato Bahasa Inggris di Forum 2025
Strategi PSI 2029: Transformasi dari Partai Jelita ke Jelata demi Menangkan Pemilu
Desakan Mundur Gus Yahya dari Ketum PBNU: Kronologi, Isi Risalah, dan Ultimatum 3 Hari
Denny Indrayana: Jika Ijazah Jokowi Asli, Takkan Ada Proses Pidana dan Rakyat Dipenjara