Ia menyatakan bahwa istilah yang kurang populer atau tidak terlalu familiar dapat digunakan, tetapi harus dijelaskan dengan jelas untuk menjaga efektivitas debat.
"Supaya debatnya efektif, langsung to the point tentang substansi yang dipertanyakan," ujar Hasyim.
Hasyim juga mengingatkan agar penggunaan singkatan oleh satu kandidat tidak membuat bingung kandidat lainnya. Dalam konteks ini, kandidat diharapkan untuk menjelaskan pertanyaan dan tanggapan secara tegas selama berlangsungnya debat.
"Penggunaan singkatan yang dimunculkan satu kandidat membuat bingung kandidat lainnya. Jadi tidak lagi menambah pertanyaan yang itu singkatan dari apa, atau apa itu maksudnya," tambahnya.
Polemik terkait penggunaan singkatan muncul setelah cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, menyampaikan pertanyaan mengenai State of the Global Islamic Economy (SGIE) dalam debat cawapres sebelumnya.
Pertanyaan tersebut membuat rivalnya, cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, mengakui bahwa ia tidak tahu kepanjangan dari singkatan tersebut.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: viralnews.id
Artikel Terkait
Darurat Sampah Indonesia: Penanganan Baru 24%, Menteri Tetapkan Status Darurat
Ijazah S1 Jokowi Diklaim Palsu oleh Sosiolog Hukum UNJ: Fakta & Analisis Hukum
UGM Tolak Uji KHS Jokowi oleh Pihak Eksternal, Dituding Proteksi Presiden di Sidang KIP
Kebocoran Percakapan Prabowo-Sjafrie: Motif Pengkhianatan dan Ancaman Intelijen bagi Indonesia