Menurutnya, pemimpin yang diharapkan adalah mereka yang mendedikasikan diri untuk kepentingan rakyat, bukan sekadar mementingkan diri sendiri.
"Sepantasnya menerima pemimpin yang jujur dan lurus, pemimpin yang selalu berpikir rakyat, rakyat, rakyat. Bangsa, bangsa, bangsa, jangan yang berpikir aku, aku, aku. 'Aku pintar, aku baik,' pintar di mulut, lain di hati," tambahnya dengan tegas.
Prabowo juga menekankan bahwa sejarah kepemimpinan di Indonesia selama ini selalu dipimpin oleh sosok yang baik dan senantiasa mendahulukan kepentingan rakyat.
Meskipun pernah berseberangan dalam konteks politik, Prabowo menyatakan bahwa hubungannya dengan Presiden Joko Widodo tetap baik.
"Antara saya dan Pak Jokowi tidak pernah saling menyakiti. Pak Jokowi adalah patriot, anak bangsa yang cinta tanah air, cinta rakyat," papar Prabowo, menunjukkan bahwa persatuan dan kecintaan pada Indonesia lebih besar dari perbedaan politik.
Lebih lanjut, Prabowo memaparkan bahwa sikap mementingkan kesejahteraan masyarakat bukanlah sekadar retorika politik baginya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jakartainsider.id
Artikel Terkait
SBY Buka Suara Soal Kemampuan Meramal Masa Depan: Bukan Klenik, Tapi Futurology
Amien Rais Klaim Jokowi Tidak Punya Ijazah, Tanggapi 8 Tersangka Kasus Polda Metro
Hoaks! Tangkapan Layar WA Hasto PDIP Soal Soeharto Terbongkar Palsu
Dukungan Pemerintah Rp 57 Juta/Tahun untuk Keluarga 10 Pahlawan Nasional 2025, Termasuk Gus Dur & Soeharto