Menurutnya, pemimpin yang diharapkan adalah mereka yang mendedikasikan diri untuk kepentingan rakyat, bukan sekadar mementingkan diri sendiri.
"Sepantasnya menerima pemimpin yang jujur dan lurus, pemimpin yang selalu berpikir rakyat, rakyat, rakyat. Bangsa, bangsa, bangsa, jangan yang berpikir aku, aku, aku. 'Aku pintar, aku baik,' pintar di mulut, lain di hati," tambahnya dengan tegas.
Prabowo juga menekankan bahwa sejarah kepemimpinan di Indonesia selama ini selalu dipimpin oleh sosok yang baik dan senantiasa mendahulukan kepentingan rakyat.
Meskipun pernah berseberangan dalam konteks politik, Prabowo menyatakan bahwa hubungannya dengan Presiden Joko Widodo tetap baik.
"Antara saya dan Pak Jokowi tidak pernah saling menyakiti. Pak Jokowi adalah patriot, anak bangsa yang cinta tanah air, cinta rakyat," papar Prabowo, menunjukkan bahwa persatuan dan kecintaan pada Indonesia lebih besar dari perbedaan politik.
Lebih lanjut, Prabowo memaparkan bahwa sikap mementingkan kesejahteraan masyarakat bukanlah sekadar retorika politik baginya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jakartainsider.id
Artikel Terkait
Dokter Tifa Soroti Paparan Bareskrim: Ijazah Jokowi dan Sinyal Usut Koran KR?
Pesan Natal Kardinal Suharyo: Seruan Pertobatan Pejabat di Tengah Maraknya Kepala Daerah Diciduk KPK
Pilkada Lewat DPRD: Hanya Akal-Akalan Elite Politik untuk Kekuasaan?
Pengakuan Yusril Ihza Mundur Demi Gus Dur Jadi Presiden 1999: Fakta Sejarah Terungkap