JAKARTA, paradapos.com - Kegaduhan politik semakin menggema menjelang Pemilu 2024.
Belum lama ini, videotron yang berisi dukungan untuk Calon Presiden Nomor Urut 1, Anies Baswedan, di beberapa lokasi strategis, termasuk di Grand Metropolitan Bekasi dan Graha Mandiri, Jakarta, mendapat sorotan setelah dihalangi oleh pihak yang tidak diketahui.
Tindakan ini tidak hanya memancing kontroversi, tetapi juga mengundang spekulasi terkait motivasi di balik penolakan tersebut.
Penjegalan videotron ini mendapat tanggapan tajam dari berbagai pihak, termasuk Agung Nugroho, Presidium Perhimpunan Aktivis 98 (PA 98), yang menyebutnya sebagai "pencekalan videotron Anies akibat kepanikan datangnya gelombang perubahan."
Agung menilai bahwa tindakan ini bukanlah sesuatu yang baru, melainkan merupakan lanjutan dari upaya-upaya sebelumnya untuk menghambat kemajuan politik Anies Baswedan.
Menurut Agung, penjegalan terhadap Anies sudah dimulai sejak Ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Semua peristiwa penjegalan kepada Anies adalah satu rangkaian dan dilakukan oleh kekuatan besar yang takut terhadap antusias massa dalam menyambut Anies sebagai pemimpin masa depan," ungkapnya.
Pelarangan-pelarangan sebelumnya, seperti saat Persija meraih kemenangan di Stadion Utama Gelora Bung Karno dan pelaksanaan Formula E, dianggap sebagai langkah-langkah awal yang kemudian berkembang menjadi serangkaian tindakan yang lebih besar.
Pernyataan Agung menegaskan bahwa penjegalan terhadap Anies bukanlah sekadar tindakan spontan, melainkan hasil dari upaya yang terkoordinasi dengan baik.
Artikel Terkait
SBY Buka Suara Soal Kemampuan Meramal Masa Depan: Bukan Klenik, Tapi Futurology
Amien Rais Klaim Jokowi Tidak Punya Ijazah, Tanggapi 8 Tersangka Kasus Polda Metro
Hoaks! Tangkapan Layar WA Hasto PDIP Soal Soeharto Terbongkar Palsu
Dukungan Pemerintah Rp 57 Juta/Tahun untuk Keluarga 10 Pahlawan Nasional 2025, Termasuk Gus Dur & Soeharto