Neraca Perdagangan Surplus 44 Bulan Berturut-turut, Menko Airlangga Ungkap Pemerintah Memacu Kinerja Ekspor dan Menciptakan Lapangan Pekerjaan

- Kamis, 18 Januari 2024 | 09:20 WIB
Neraca Perdagangan Surplus 44 Bulan Berturut-turut, Menko Airlangga Ungkap Pemerintah Memacu Kinerja Ekspor dan Menciptakan Lapangan Pekerjaan

Selain itu pemerintah juga tengah mengkaji keikutsertaan pada Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CP-TPP) untuk memberikan akses pasar yang lebih baik di kawasan Amerika Latin.

Saat ini, pemerintah telah membentuk Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional yang akan menajamkan sejumlah strategi peningkatan ekspor baik melalui peningkatan daya saing produk ekspor, diplomasi, promosi perdagangan, dan utilisasi kerja sama internasional, kemudahan perizinan dan fasilitasi perdagangan, peningkatan akses pembiayaan untuk ekspor, serta integrasi ekosistem ekspor nasional untuk produk UMKM.

“Pertumbuhan ekonomi juga akan terus dijaga untuk tetap berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan dalam rangka memastikan ketahanan ekonomi jangka menengah-panjang melalui beberapa kebijakan prioritas yang telah dan akan terus didorong,” ujar Airlangga.

Disebutkan, seperti dilansir rilis Kemenko Perekonomian, Indonesia kembali mencatatkan surplus neraca perdagangan pada bulan Desember 2023 dengan nilai yang mencapai USD3,31 miliar. Angka tersebut merupakan tren surplus sejak Mei 2020 atau telah berlangsung selama 44 bulan berturut-turut dan sekaligus mencerminkan ketahanan eksternal yang terjaga di tengah pelambatan perekonomian global. Sepanjang tahun 2023, surplus neraca perdagangan internasional Indonesia secara agregat mencapai USD36,93 miliar dan melanjutkan tren surplus dalam 4 tahun terakhir.

Performa impresif neraca perdagangan tidak terlepas dari terjaganya kinerja ekspor Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global, fluktuasi harga komoditas, dan gejolak geo-politik yang mewarnai tahun 2023. Kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mencapai USD258,82 miliar, masih lebih tinggi dari nilai impor sebesar USD221,89 miliar. India dan Amerika Serikat menjadi 2 negara penyumbang surplus terbesar untuk tahun 2023 dengan nilai surplus masing-masing sebesar USD14,51 miliar dan USD14,01 miliar.

Indonesia bahkan berhasil mematahkan konsistensi defisit neraca perdagangan dengan Tiongkok sejak tahun 2008 dan berhasil mencatatkan surplus sebesar USD2,06 miliar untuk tahun 2023. Ekspor Indonesia ke Tiongkok untuk tahun 2023 mencapai USD64,94 miliar dengan komoditas utama ekspor yakni besi dan baja, batu bara, kelapa sawit, dan produk nikel. Selama periode Januari – November 2023, ekspor produk nikel Indonesia mampu mencetak rekor tertingginya sebesar USD4,5 miliar seiring gencarnya kebijakan hilirisasi yang dilakukan Pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.

“Kinerja perdagangan juga baik dari segi ekspor positif terus. Bahkan kita positif dengan Tiongkok. Nah, ini tentunya akibat daripada kebijakan hilirisasi. Dan kita tidak membayangkan bahwa kita pada titik di 2023 bahwa kita bisa positif dengan Tiongkok. Bahkan kita positif dengan hampir seluruh mitra dagang kita, dengan Eropa, dengan India, dengan Amerika. Sehingga tentu ini merupakan kunci daripada kekuatan perekonomian kita,” ujar Airlangga.***

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: suarakarya.id

Halaman:

Komentar