Baca Juga: Jokowi Bantah Cawe-Cawe di Beringin: Ini Urusan Internal Golkar, Bukan Urusan Pemerintah!
Lebih lanjut dikatakan, campur tangan presiden dimulai dari kasus judicial review Mahkamah Konstitusi, kemudian pembagian bansos di depan istana, dan bagi bagi kaus untuk salah satu paslon serta menggunakan fasilitas negara mensosialisasikan paslon.
“Berangkat dari itu, kami komite penyelamat pemilu jurdil dan bermartabat alumni Unram mendesak kepada presiden untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu menjadi bapak bangsa yang mengakomodir semua kepentingan elemen bangsa dan tetap netral dalam Pemilu,” tegas Sirra yang didampingi alumni Unram Isdiyanto.
Menurut dia, dengan bersikap netral di Pemilu, presiden akan dikenang sebagai sosok yang mengutamakan etika dalam kepemimpinannya hingga akhir masa jabatannya. Di saat-saat akhir pemilu ini, pihaknya tidak ingin melihat, mendengar dan mendapatkan laporan ketidaknetralan yang dipertontonkan oleh presiden.
Baca Juga: Diduga Tak Netral, Kepala BPKSDM Depok Dilaporkan Ke Bawaslu
“Kalau presiden tidak dapat bersikap netral dan demokratis, maka kami mendesak agar presiden mungundurkan diri. Semoga Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita semua,” pungkasnya. ***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: suarakarya.id
Artikel Terkait
Sjafrie vs Dasco: Pengamat Bantah Rumor Rivalitas, Sebut Dua Pilar Utama Prabowo
Krisis PBNU: Ancaman PBNU Tandingan & Desakan Muktamar Luar Biasa
Komisi III DPR Tolak Usulan Kapolri Dipilih Langsung Presiden: Alasan & Dampaknya
Pembalakan Liar di Sumatera Diduga Picu Banjir Bandang, Desakan Tangkap Korporasi Menguat