“Ini bukan sekedar penindasan, tapi penindasan biadab.Bayangkan saja, ada tanah yang belum dibayar diuruk. Ada tanah yang belum dibayar, tapi surat tanahnya sudah diambil.”
Ia bahkan membandingkan situasi ini dengan penjajahan Belanda, di mana rakyat kecil menjadi korban dan kekayaan alam dikuasai oleh segelintir orang.
“Kalau kita belajar, situasi saat ini lebih biadab dari penjajah Belanda dulu. “
Padahal kita punya pemerintahan sendiri. “Apa artinya kita merdeka 17 Agustus 1945 lalu.”
Soenarko Menyakini Presiden Prabowo sudah cukup lama mendengar kasus ini.
“Kasus-kasus yang menindas rakyat terjadi dimana-mana. Ada di Kalimantan, Karawang, Lampung, Rempang, tapi pelaku sama semuanya pengusaha. Pemerintah jangan diam saja,” kata Soenarko.
Menurut Soenarko dirinya juga pernah menjadi pejabat.
”Saya tahu tugas, pejabat karena pernah menjabat, Tetapi saya tidak pernah merampas, menginjak-injak hak rakyat, karena seharusnya mereka yang kita bantu.”
Soenarko juga meminta pengusaha bekerja pakai hati.
”Mau kaya, kayalah kau, tapi jangan merampas miskin punya. Orang miskin itu seharusnya kamu tolong.”
Soenarko meminta rakyat melakukan perlawanan.
“Dari pada mati tersiksa, lebih baik melawan.”
Soenarko juga mengingatkan Aguan bahwa Indonesia adalah negeri bersama.
"Jangan bikin tentara sendiri. Karena saya tahu anda bikin tentara sendiri yaitu preman itu,”
Diluar aparat dan pejabat penghianat, ada tentara liar yakni kelompok preman bikinan Aguan.
“Herannya, pemerintah diam saja.Mudah-mudahan setelah ini, semua mendengar dan bekerja sesuai dengan tugas pokok masing-masing.”
Ia juga meminta agar pemerintah pusat, provinsi, daerah, hingga desa untuk bertindak tegas dan tidak melindungi pengusaha yang melanggar hukum.
"Saya sudah cukup lama mengabdi sebagai tentara. Saya tidak mau melihat negara ini dikuasai oleh pengusaha yang hanya mementingkan diri sendiri," pungkas dia.
Sumber: Sawitku
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Wacana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: DPR Hormati tapi Minta Kajian Mendalam
Dugaan Pembengkakan Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh: Kerugian Negara Capai 4,5 Miliar Dolar
Prabowo Tegaskan Kereta Cepat Whoosh Tak Bermasalah, Ini Faktanya
Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh Rugikan Negara Triliunan, DPR Turun Tangan