Menarik! Dosen UNJ Abadikan Warisan Kegelapan Rezim Jokowi Dalam Sebuah Buku

- Jumat, 30 Mei 2025 | 10:40 WIB
Menarik! Dosen UNJ Abadikan Warisan Kegelapan Rezim Jokowi Dalam Sebuah Buku




PARADAPOS.COM - Aktivis 98 dan Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun melaunching buku yang ditulisnya dengan judul 'Jejak Gelap Kekuasaan' Rabu, 28 Mei 2025.


Buku yang diterbitkan Bibliosmia dan didukung Strategi Institute serta Nurani 98 ini merupakan yang keenam yang ditulis pria yang dikenal kritis dengan berbagai argumen dan datanya.


Buku ini lahir dari logika induktif kemudian dikonstruksi menjadi judul 'Jejak Gelap Kekuasaan'.


Salah satu narasumber dalam peluncuran buku, Antonius Danar mengatakan, buku ini harus menjadi salah satu bahan bacaan wajib.


Antoni, sapaannya menyebut, buku Jejak Gelap Kekuasaan ini bulan ditulis dengan logika deduktif. 


Buku ini merupakan kumpulan catatan kritis tentang kekuasaan di Indonesia sepanjang 10 tahun terakhir (2015-2025) dimana Ubedillah Badrin menulis, mengumpulkan dan menganalisis berbagai kejadian yang menunjukkan arah negara yang gelap dan memerlukan perhatian publik.


Pendiri Strategi Institute itu melihat pentingnya jalan pemikiran dan konsistensi dari seorang pejuang, aktivis, dan akademisi yang tidak luluh oleh kekuasaan.


"Kalau teman-teman belum baca pasti harus dibaca, karena buku Jejak Gelap Kekuasaan ada yang belum ditulis oleh Kang Ubed, ternyata dalam kekuasaan itu juga menawarkan jabatan buat Ubedilah Badrun," ungkapnya dalam diskusi di bilangan Utan Kayu, Jakarta Timur.


Antoni juga mengungkapkan, saat era Presiden Joko Widodo (Jokowi) tepatnya di periode kedua aktivis 98 yang akrab disapa Ubed itu pernah ditawarkan menjabat sebagai menteri.


Namun, kata Antoni, tawaran tersebut justru ditolaknya dan tak ditulis dalam buku tersebut.


"Ubedilah Badrun pernah ditawarkan oleh Presiden Jokowi sebagai menteri tetapi ditolak," kata Antoni.


“Bukan tidak menolak kekuasaan segala macam itu, tawaran persoalan menolak atau menerima tapi kalau ternyata kita menerima apakah yang menawarkan itu betul dengan hati nurani,“ lanjutnya.


Menurut Antoni, reformasi yang kini telah berusia 27 tahun tidak menawarkan jabatan kepada para aktivis.


Tetapi, Ubedilah Badrun dengan gerakannya membuat buku mengingatkan bahwa banyak langkah untuk melakukan gerakan-gerakan perlawanan.


"Artinya dalam buku ini memang saya lihat Ubedilah tetap atau konsisten dan tetap ingin mengajak kita untuk terus membaca dan memahami sejarah itu,“ ujarnya.


Untuk itu kita tidak boleh pernah berhenti dan berjuangan, terkadang kekuasaan itu diuji ketika kita sedang diberikan kekuasaan,“ ucap Antoni.


Sedangkan, Ubedilah Badrun dalam peluncuran buku keenam yang ditulisnya mengingatkan para aktivis sekaligus pejuang untuk selalu kritis dan memiliki kewarasan intelektual.


Menurut Ubed, buku 'Jejak Gelap Kekuasaan' ini adalah catatan kritisnya yang direkam melalui tulisan opini ilmiah populernya sepanjang rezim Jokowi berkuasa.


Dia pun berpendapat, Jokowi telah mewariskan gelapnya Indonesia.


"Isi buku ini menggunakan perspektif ilmu sosial kritis mengurai gelapnya kekuasaan sepanjang episode Joko Widodo. Simulacra Politik, Kleptokrasi, Oligarki, New Despotism, autocratic legalism, New otoritarianisme dan lain-lain adalah fakta empirik yang menguatkan kesimpulan tentang warisan gelap rezim Jokowi," ujarnya.


Hadir sebagai pembicara dalam peluncuran buku tersebut Ray Rangkuti (Direktur Lingkar Madani), Antonius Danar (Strategi Institute), Zahra Pramuningtyas (Pemimpin Redaksi Lembaga Pers Mahasiswa Didaktika UNJ), M. Fawwaz Farabi (Ketua BEM FH UI) dan moderator Alif Iman (Mahasiswa STF Driyarkara/Aktivis 98.


Sumber: Konteks

Komentar