Eks Ketua Dewan Guru Besar UGM Prof Koentjoro: Meski Jokowi Pembombong, Saya Yakini Ijazahnya Asli

- Jumat, 01 Agustus 2025 | 10:25 WIB
Eks Ketua Dewan Guru Besar UGM Prof Koentjoro: Meski Jokowi Pembombong, Saya Yakini Ijazahnya Asli


PARADAPOS.COM - 
Ketua Dewan Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) 2018-2021, Prof Koentjoro membuat pernyataan mengejutkan

Dia menyampaikan hal krusial saat tampil di acara ROSI Kompas.tv.

Saat itu, dia diundang sebagai narasumber untuk berkomentar soal polemik ijazah Jokowi

Prof Koentjoro menyebut, bahwa Jokowi sudah lama terkenal sebagai pembohong. 

Meski demikian, pada dasarnya setuju bahwa Jokowi memang pernah kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM).

Ia pun meminta semua pihak tak mempersoalkan lagi soal ijazah Jokowi.

Prof Koentjoro juga menyinggung perihal ijazah Jokowi yang kebenarannya masih dipersoalkan oleh alumni UGM seperti pakar telematika Roy Suryo dan ahli digital forensik, Rismon Sianipar.

Dalam program ROSI di KompasTV, Koentjoro dengan tegas menyatakan sikapnya yang sejak dulu konsisten tidak suka dengan kebijakan Jokowi.

Koentjoro menyebut, Jokowi berbohong dalam beberapa hal.

“Tahun 2024 saya membaca petisi, ketika saya mau membaca petisi kemudian dikutip dimana-mana, saya (menyatakan) sangat tidak suka dengan kebijakan Jokowi" ucap Prof Koentjoro, Kamis (31/8/2025) malam 

"Jokowi itu pembohong, dalam banyak hal dia pembohong,” ucap Prof Koentjoro melansir Youtube KOMPASTV. 

Koentjoro kemudian membeberkan, satu di antara kebohongan Jokowi setelah tidak lagi menjabat presiden. 

 Saat itu menurut Koentjoro, Jokowi berkata akan kembali ke rumah di Solo dan tidak menjadi politisi.

“Dulu pada waktu dia mau lengser jadi presiden, dia mengatakan di mau tinggal di rumah, tidak mau jadi politisi,” ucapnya.

“Tapi sekarang dia masih bicara di situ, semakin tidak konsisten” imbuhnya. 

Kendati terang-terangan tidak suka dengan sikap dan kebijakan Jokowi, namun Koentjoro tidak akan berbohong perihal ijazah.   

Menurut Koentjoro, ijazah Jokowi yang kini kisruh dapat dipastikan olehnya asli.

“Bahwa saya seorang guru besar, saya harus memegang teguh kebenaran, professor boleh salah tetapi tidak boleh bohong,” tegas Prof Koentjoro.

“Saya melihat itu asli dan sekali lagi, karena itu bukan hanya dari data, saya punya sejarahnya, datanya, dari dosen-dosennya, pernyataannya dia kuliah di sana, dari teman-temannya ada yang menyatakan seperti itu, kurang apalagi,” tegas Prof Koentjoro.

Oleh karena itu, Prof Koentjoro menekankan kepada Rismon Sianipar untuk setop mengulik atau pun mempersoalkan ijazah Jokowi jika memang mencintai UGM.

“Sekali lagi, kalau memang Bang Rismon mengulik itu untuk tujuan apa,” tanya Koentjoro.

Menurut Koentjoro, jika memang Rismon Cs melakukan atas dasar kecintaan terhadap almamater, maka seharusnya, memberikan masukan dengan cara yang benar kepada UGM.

“Kalau misal seperti itu yang terjadi ada yang tidak benar, itu boleh mereka memberikan masukan,” ujar Prof Koentjoro.

Namun yang terjadi, sambung Koentjoro, kisruh ijazah Jokowi yang dipersoalkan sejumlah pihak justru memberikan dampak buruk bagi UGM.

Menurut Koentjoro, reputasi UGM menjadi pihak yang paling besar dirugikan dalam kisruh ijazah Jokowi.

“UGM-lah (yang paling dirugikan -red),” ucap Prof Koentjoro.

Prof Koentjoro menambahkan, pihak yang paling diuntungkan dari kisruh ini adalah orang-orang yang mencari nama.

“Saya tidak tahu, apa Jokowi bisa juga di balik itu ada di sana,” tandas Prof Koentjoro.

Koentjoro khawatir justru Rismon, Roy Suryo dkk dimanfaatkan sebagai panggung politik pihak-pihak tertentu.  

“Saya susah khawatir Bang Rismon itu kalau dimanfaatkan" ucapnya. 

"Bahwa politik itu butuh panggung, gitu loh dan kondisi yang seperti ini kok kelihatannya semakin mengulik, betul" lanjutnya. 

"Anda telah menciptakan post-truth di Indonesia seperti ini, karena banyak dukungan" imbuh Koentjoro. 

"Drone Emprit mengatakan bahwa Anda menang dalam hal data, dalam percakapan di media sosial maksudnya" terang Koentjoro. 

"Jangan-jangan nanti dimanfaatkan malah oleh kepentingan mereka karena ada panggung-panggung politik,” tegasnya. 

“Anda merasa bahwa Bang Rismon ini justru bisa dimanfaatkan oleh orang untuk apa?” tanya Rosi. 

"Ya tadi untuk agar bisa duduk di panggung politik tertentu, biar dia masih tetap dikenal,” lanjut Koentjoro.  

Sedangkan penuding ijazah palsu Jokowi, Rismon Sianipar yang juga hadir dalam acara tersebut masih mempertahankan keyakinannya.   

Rismon mengutip apa yang disampaikan oleh mantan rektor UGM, Profesor Sofian Effendi. 

Menurut Rismon, Sofian juga mewawancarai sejumlah profesor dan mantan dekan Fakultas Kehutanan, dan mengatakan, Jokowi itu tidak pernah lulus sarjana.  

“Temuan saya sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Profesor Sofian Effendi" tegas Rismon. 

"Maret 2015, saya memegang sendiri, saya memegang sendiri skripsi atas nama Jokowi Daudo, dan tidak ada lembar pengesahan penguji" ujarnya. 

"Nama penguji tidak ada, apalagi tanda tangannya. Berkesesuaian dengan keterangan Profesor Sofiane Fendi ketika saya wawancarai" lanjut Rismon. 

"Yaitu, ketika Profesor Sofiane Fendi menanyakan ke pihak Fakultas Kehutanan, Fakultas Kehutanan UGM, di situ dikatakan, didapatkan pernyataan bahwa memang skripsi itu, belum diuji atau tidak diuji,” pungkasnya. 

Sumber: wartakota

Komentar