Istana Gerah, Loyalis Jokowi Dinilai Ganggu Konsolidasi Politik Prabowo!

- Selasa, 05 Agustus 2025 | 08:35 WIB
Istana Gerah, Loyalis Jokowi Dinilai Ganggu Konsolidasi Politik Prabowo!


Agenda utama Munaslub disebut-sebut adalah upaya mengganti Ketua Umum Bahlil Lahadalia, yang selama ini dikenal dekat dengan Presiden Joko Widodo.


Wacana penggantian Bahlil diprediksi akan mencapai puncaknya pada akhir 2025, bertepatan atau menyusul perombakan kabinet.


Beberapa sumber menyebut langkah ini telah mengantongi lampu hijau dari elite kekuasaan.


Sejumlah tokoh internal disebut tengah mempersiapkan diri sebagai kandidat ketua umum. Nama Menteri ATR/BPN Nusron Wahid kembali muncul ke permukaan.


Namun, rekam jejak Nusron yang pernah berbeda sikap politik dengan partai pada Pilpres 2014, masih menjadi ganjalan bagi sebagian kader.


Kala itu, Golkar secara resmi mengusung pasangan Prabowo-Hatta, sementara Nusron justru terang-terangan mendukung Jokowi-JK dan akhirnya dipecat dari keanggotaan.


Meski sempat direhabilitasi kubu Agung Laksono dan masuk ke pemerintahan Jokowi, citranya sebagai loyalis Jokowi belum sepenuhnya hilang.


Situasi itu membuka peluang besar bagi Meutya Hafid, Menteri Komunikasi dan Digital yang dinilai lebih netral secara politik.


Meutya juga dikenal memiliki hubungan yang cukup erat dengan Presiden Prabowo Subianto, terutama sejak menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR yang bermitra langsung dengan Kementerian Pertahanan.


Meutya dianggap punya posisi strategis jika Golkar benar-benar ingin melakukan “pembersihan” loyalis Jokowi.


Selain memiliki rekam jejak profesional sebagai jurnalis dan legislator, Meutya disebut mampu membawa Golkar lebih dekat ke barisan inti pemerintahan Prabowo.


Jika terpilih, Meutya Hafid berpotensi menjadi perempuan pertama yang memimpin Golkar dan membawa semangat baru menjelang Pilpres 2029.


Sumber: Sawitku

Halaman:

Komentar