PARADAPOS.COM -- Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan publik saat menghadiri Upacara Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Batujajar.
Upacara yang dilaksanakan pada Minggu (11/8/2025) tepatnya di Lapangan Udara Suparlan, Pusdiklatpassus, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat.
Ketika tiba di lokasi, momen terekam bahwa Gibran tidak menyalami Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono yang berdiri di panggung utama.
Rekaman acara menunjukkan Gibran berjalan di panggung di mana sejumlah menteri telah hadir, termasuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, serta Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan.
Ia tampak melewati deretan menteri tersebut tanpa melakukan salam jabatan tangan.
Namun saat itu Gibran justru terlihat memberi salam dan berjabat tangan dengan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak serta Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Tonny Harjono, sebelum duduk di tempat yang disediakan.
Ketiadaan salam kepada salah satu menteri kabinet memicu perhatian media dan publik, mengingat protokol kenegaraan pada acara resmi umumnya mengedepankan salam khusus dan interaksi antarpejabat.
Sampai saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak Wakil Presiden atau dari staf Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan terkait alasan di balik momen tersebut.
Belum diketahui juga apakah ada kesalahpahaman, faktor protokoler, atau alasan lain yang menyebabkan interaksi itu tidak terjadi.
Peristiwa ini berlangsung dalam konteks acara militer yang menonjolkan kehormatan institusi TNI dan hadirnya sejumlah pejabat tinggi.
Interaksi yang terlihat antara Wakil Presiden dan para pemimpin militer menampilkan penghormatan terhadap unsur TNI, sementara dinamika antarpejabat sipil yang terekam menimbulkan spekulasi publik tentang hubungan antara aktor politik dengan tubuh pemerintahan.
Kejadian tersebut dipastikan akan mengundang pertanyaan lebih lanjut dari masyarakat dan media mengenai etika protokoler serta arti simbolis salam dan sapaan antarpejabat di acara resmi.
Jika tidak ada klarifikasi segera, momentum kecil ini berpotensi berkembang menjadi bahan perbincangan yang mempengaruhi citra hubungan pribadi dan koordinasi antar anggota kabinet.
Pihak terkait diharapkan memberikan penjelasan agar masyarakat mendapat gambaran yang jelas dan terhindar dari tafsir yang berlebihan
Sumber: Wartakota
Artikel Terkait
Gibran Tak Salami AHY Diduga Imbas Isu Pemakzulan yang Disinyalir dari Partai Biru
Upacara 17 Agustus di Istana Diprediksi Penuh Drama Politik, Jokowi Bakal Absen?
Bukan Hanya AHY, Begini Tatapan Tajam Bahlil Saat Tak Disalami Gibran
Insiden Gibran Tak Salami Menteri Bukti Relasi di Kabinet Tidak Kuat