PARADAPOS.COM - “Makin kontroversi,” begitu sindiran Rocky Gerung saat menyoroti momen kontras yang terjadi di Jakarta, pada Senin (25/8/2025) lalu.
Di satu sisi, ribuan massa turun ke jalan menggelar aksi demo menyuarakan aspirasi, sementara di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto justru menggelar acara resmi di Istana Negara.
Acara yang digelar Prabowo yakni pemberian Tanda Kehormatan RI Indonesia kepada 114 tokoh di Istana Negara, Jakarta.
Sementara massa menggeruduk Gedung DPR/MPR RI Jakarta menyuarakan aspirasi terkait potongan tunjangan DPR, pembubaran DPR, hingga menyoroti RUU Perampasan Aset.
Aksi demo yang dilakukan sempat terjadi ricuh besar hingga malam hari di sekitar kawasan Gedung DPR/MPR RI.
Kontradiksi dua peristiwa ini pun langsung menuai sorotan publik, termasuk Rocky Gerung.
Rocky Gerung menyoroti dua kejadian di waktu bersamaan yang sangat kontras.
Terlebih saat pemberian Tanda Kehormatan RI terdapat sejumlah tokoh yang dianggap Rocky Gerung belum layak dan namanya dipertanyakan.
"Ada ada nama-nama yang layak, ada nama-nama yang tidak layak, ada nama-nama yang dipertanyakan," katanya, Selasa (26/8/2025), dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official.
"Isu pemberian tanda kehormatan itu jadi kontroversi atau makin kontroversial karena berlangsung bersamaan real time dengan demonstrasi di depan DPR yang kemudian menimbulkan kerusuhan," sambungnya.
Menurut Rocky, pemberian Tanda Kehormatan dan demo 25 Agustus itu akan teringat jelas dalam pikiran.
Sebab ada pemberian kehormatan di Istana, tapi rakyat justru tak mendapat kehormatan itu.
"Lepas dari siapa penggerak demonstrasi, lepas dari apa ide demonstrasi itu, ditujukan pada siapa, tetapi dua event itu akan jadi catatan di dalam memori publik."
"Bahwa ada pemberian kehormatan di Istana, tetapi kehormatan yang seharusnya menjadi milik rakyat yang daya belinya turun, milik buruh yang kepastian hak-hak normatifnya dipertanyakan itu, tidak diperoleh," jelasnya.
"Bahkan dikontraskan bahwa rakyat bergerombol di depan DPR menuntut kehormatan rakyat, sementara Presiden membagi-bagi tanda kehormatan pada mereka yang masih dipertanyakan jasanya itu atau prestasinya tuh," tambah Rocky.
Rocky pun mengatakan, keadaan itu cukup membingungkan karena tokoh yang digambarkan oleh publik tidak layak, justru dilayakkan untuk mendapatkan Tanda Kehormatan.
Sumber: tribunnews
Artikel Terkait
Bahlil Lahadalia Cari Selamat di Istana?
Beredar Narasi Demo 25 Agustus Cipta Kondisi Sengaja Ingin Hancurkan Prabowo, Benarkah?
Mahfud MD Minta UGM Tak Bela Mati-Matian Ijazah Jokowi: Penjelasannya Cukup, Bukan Urusan UGM Lagi!
Mahfud MD Minta UGM Jangan Terlalu Mati-matian Membela Ijazah Jokowi: Penjelasannya Cukup