PARADAPOS.COM - Selama dua periode menjabat Presiden, Joko Widodo (Jokowi) tidak pernah menghadiri langsung Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Jokowi pada masa pandemi Covid-19 pernah mengikuti Sidang Umum PBB tapi secara virtual.
Setelah satu dekade presiden RI absen, kali ini Presiden Prabowo Subianto hadir dalam Sidang Umum ke-80 PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025).
Presiden Prabowo Subianto menghadiri langsung Sidang Umum PBB yang membahas perdamaian dunia dan isu-isu penting global lainnya.
Prabowo mendapat kesempatan nomor tiga berpidato setelah Presiden Basil Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Prabowo berpidato berapi-api menyuarakan Palestina merdeka dan perdamaian abadi di Gaza.
Lantas kenapa Jokowi tidak pernah hadir di Sidang Umum PBB?
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) di era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Dino Patti Djalal mengungkap sikap Presiden ke-7 RI Jokowi soal politik luar negeri Indonesia.
Dino yang merupakan seorang diplomat berpengalaman menuturkan Jokowi bukanlah sosok yang tertarik dengan politik luar negeri.
Dino mengungkapkan hal itu sudah terlihat ketika Jokowi pertama kali menjabat sebagai Presiden RI pada tahun 2014 lalu.
Adapun contohnya ketika Jokowi disebutnya enggan untuk menghadiri forum G20 dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC.
Bahkan, kata Dino, Jokowi juga tidak tertarik akan pertemuan dengan negara anggota ASEAN.
Jokowi, sambung Dino, menyebut bahwa pertemuan semacam itu tidak menimbulkan dampak nyata bagi masyarakat.
"Saya ingat waktu beliau menjadi Presiden diminta untuk ke G20 dan KTT APEC, setelah beliau disumpah jadi Presiden, susah banget karena beliau tidak tertarik."
"Bahkan ASEAN pun, banyak cerita-cerita diplomat, beliau sempat bilang ini apa sih perkumpulan hanya ngomong-ngomong aja," kata Dino dalam perbincangan di YouTube Total Politik, Rabu (24/9/2025).
Keengganan Jokowi untuk hadir dalam pertemuan internasional semakin terlihat ketika dirinya juga enggan untuk mengikuti Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Jokowi memang tidak pernah menghadiri langsung Sidang Umum PBB selama dua periode menjadi orang nomor satu di Indonesia.
Dia selalu memerintakan Menteri Luar Negeri (Menlu) ataupun Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), untuk menghadirinya.
Dinosempat memperoleh cerita ketika Jusuf Kalla bercerita ke Jokowi terkait padatnya rangkaian acara di PBB.
Menurut Dino, hal tersebut turut menjadi alasan Jokowi enggan untuk menghadiri Sidang Umum PBB.
"Pernah ada cerita, beliau nanya ke pak JK, Pak JK waktu itu sedang di New York 'pak saya hari ini 5-10 meeting, sibuk. Pak Jokowi lalu bilang 'ya karena itulah saya nggak mau ke sana'. Nah jadi interest-nya emang nggak ada," tuturnya.
Selanjutnya, mantan juru bicara SBY tersebut juga menyebut bahwa kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia saat konflik kedua negara tersebut terjadi hanya untuk pencitraan di dalam negeri.
Jokowi memang pernah pergi ke Ukraina dan bertemu Presiden Volodymyr Zelenskyy pada 29 Juni 2022 lalu.
Dikutip dari laman Presiden RI, Jokowi menyebut bahwa kunjungan ke Ukraina adalah wujud kepedulian masyarakat Indonesia untuk Ukraina.
Sehari setelahnya, Jokowi sempat bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Moskow dan mengatakan siap menjembatani agar kedua negara berdamai.
"Kita lihat waktu konflik Rusia-Ukraina, beliau datang ke Ukraina dan Rusia dan saya dan kita semua kan senang, ya."
"Tetapi ternyata, dan mohon maaf sekali untuk para pendukung Jokowi, tapi ternyata ini lebih untuk konsumsi dalam negeri dan bukan untuk menyelesaikan konflik. Kalau kita benar-benar mau bantu, ya bantu," ujar Dino.
Dino lantas membandingkan kepemimpinan Jokowi dan SBY di mana mantan atasannya itu memiliki keseimbangan dalam mengurusi urusan dalam negeri dan luar negeri.
"Ini Pak SBY, dalam negeri bagus secara politik, ekonomi, demokrasi, reformasi, tetapi (urusan) luar negeri aktif dan berdampak," tuturnya.
Dia pun berharap agar Presiden Prabowo Subianto mencontoh cara kepemimpinan SBY di masa lalu.
"Dan saya kira dari sekarang, Pak Prabowo harus bisa berpikir bagaimana saya jadi Presiden di dalam negeri secara politik dan ekonomi sukses tapi juga luar negeri, kita bisa berdampak. Itu susah sekali," pungkasnya.
Profil Dino Patti Djalal
Sosok Dino Patti Djalal pun jadi sorotan setelah membongkar sifat Jokowi yang tidak mau menghadiri pertemuan-pertemuan di forum regional hingga internasional.
Dino Patti Djalal lahir 10 September 1965 di 10 September 1965 Beograd, Yugoslavia.
Ia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia dari 14 Juli 2014 hingga 20 Oktober 2014 menggantikan Wardana yang mengemban tugas baru sebagai Duta Besar Indonesia untuk Turki.
Dino pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat dilantik pada 10 Agustus 2010 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Kemudian ia mengundurkan diri pada September 2013 untuk mengikuti Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat 2013.
Sumber: Tribun
Artikel Terkait
Dicurigai Titipan Oligarki di Istana, Said Didu: Qodari Ingin Maruarar Jadi Menteri Keuangan
Kata Rocky Gerung: Prabowo Diuji Kasus Korupsi, Jokowi Pembohong Berkedok Ijazah!
Sumber Daya Alam RI Katanya Dikuasai Orang Ini, Hartanya Naik Ratusan Triliun Setahun
KPJ Kepung DPRD DKI Protes Larangan Rokok di Tempat Hiburan Malam