Seminar yang dilaksanakan secara daring ini menghadirkan sejumlah narasumber dari Pusat Industri Hijau Kemenperin beserta asosiasi-asosiasi industri, seperti GAPMMI, APSyFI, dan INAPLAS, serta dihadiri oleh seluruh perwakilan unit pendidikan di bawah naungan Kemenperin.
“Unit pendidikan Kemenperin berkomitmen untuk berperan mempercepat program-program terkait dekarbonisasi dan industri hijau,” ujar Kepala BPSDMI, Masrokhan.
Ia juga menyatakan bahwa upaya riil melalui kerja sama untuk menurunkan emisi karbon sangat diperlukan sebagai dukungan perbaikan iklim saat ini dan di masa mendatang.
Sebelumnya, BPSDMI dan ACMT telah menjalin kerja sama melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri dan Pengembangan Industri 4.0 pada Agustus 2022 lalu.
ACMT merupakan sebuah asosiasi CAE molding teknologi dari Taiwan yang fokus pada kebutuhan industri, platform molding, dan teknologi molding dengan menyediakan informasi, mengintegrasikan profesional dan aplikasi nyata sebagai solusi, memperluas komunikasi kerja sama yang berkaitan dengan industri dan akademik.
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) Jonni Afrizon mengatakan bahwa untuk mendorong percepatan implementasi industri hijau yang berdaya saing, Kemenperin memiliki berbagai program prioritas yang salah satu di antaranya adalah ekonomi sirkular.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: suaramerdeka.com
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat