Peter Grant, Wakil Presiden dan analis logam senior di Zaner Metals, mengomentari reaksi pasar. "Reaksi emas cukup logis terhadap upaya Powell meredam ekspektasi penurunan suku bunga Desember. Kami sudah melihat kontrak berjangka dana The Fed mulai memangkas ekspektasi itu, yang cenderung positif bagi dolar dan negatif bagi emas."
Tai Wong, trader logam independen, menambahkan, "Fakta bahwa penurunan suku bunga Desember kini diragukan akan menahan reli harga logam mulia."
Faktor Pendukung Pelemahan Emas
Indeks dolar AS yang memperpanjang penguatan turut memberikan tekanan pada harga emas. Penguatan dolar membuat emas yang diperdagangkan dalam mata uang AS menjadi lebih mahal bagi pembeli dari luar negeri.
Emas sebagai aset safe-haven biasanya menguat di lingkungan suku bunga rendah dan ketidakpastian ekonomi. Namun, sinyal dari The Fed yang lebih hati-hati membatasi potensi penguatan lebih lanjut.
Perkembangan Terkini dan Performa Emas
Di sisi perdagangan, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang dengan Korea Selatan dan menyatakan optimisme terhadap gencatan serupa dengan China menjelang pertemuan dengan Presiden Xi Jinping.
Sepanjang tahun 2025, harga emas telah naik 51 persen dan mencapai rekor tertinggi di level USD 4.381,21 pada 20 Oktober. Namun, pelemahan lebih dari 3,99 persen terjadi sejauh pekan ini, sebagian didorong oleh meredanya ketegangan perdagangan global.
Artikel Terkait
Viral Video Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa Mengaji di Mobil, Netizen Kagum
Pertamina Ajak Komunitas Otomotif Diskusi: Solusi Atasi Isu BBM Viral & Tingkatkan Layanan SPBU
Laba BUMI Anjlok 76,1%, Tapi Laba Usaha Melesat 231,9% di Kuartal III 2025
Transformasi Digital Astra Agro (AALI) Genjot Produktivitas & Keberlanjutan Sawit