Menurut data dari kantor berita resmi KCNA, bencana ini menghancurkan sekitar 4.100 rumah, 3.000 hektare lahan pertanian, serta fasilitas publik di Sinuiju dan Uiju. Lebih dari 15.000 orang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Hukuman Mati sebagai Alat Kontrol di Korea Utara
Praktik hukuman mati di Korea Utara bukanlah hal baru. Rezim Pyongyang diketahui sering menggunakan eksekusi sebagai alat kontrol politik dan sosial. Laporan dari BBC menyebutkan, hukuman mati bahkan dijatuhkan untuk pelanggaran yang dianggap sepele, seperti menonton drama asing.
Lembaga hak asasi manusia internasional, The Advocates for Human Rights, terus mendesak pemerintah Korea Utara untuk menghentikan praktik ini. Mereka merekomendasikan agar Pyongyang memberlakukan moratorium eksekusi dan membatasi hukuman mati hanya untuk kejahatan paling serius sesuai standar hukum internasional.
Dampak dan Sorotan Internasional
Eksekusi terhadap 30 pejabat karena kelalaian menangani banjir ini kembali menyoroti kondisi hak asasi manusia dan sistem pemerintahan yang keras di Korea Utara. Insiden ini memperlihatkan bagaimana kegagalan administratif dapat berujung pada hukuman fisik tertinggi di bawah kepemimpinan Kim Jong-un.
Artikel Terkait
Foto Rahasia Epstein Dibuka: Daftar Lengkap Tokoh Dunia yang Terseret Skandal
AS Tiru Drone Shahed-136 Iran? Analisis Klaim Superioritas Teknologi & Kemandirian Rudal
Gou Zhongwen Divonis Mati: Kronologi Korupsi Rp556 Miliar Eks Menteri Olahraga China
Krisis Mental Tentara Israel: 85.000 Prajurit Alami Gangguan Jiwa Akibat Perang Gaza