PARADAPOS.COM  -- Saat gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,7 mengguncang kedalaman sekitar 19,3 km lepas pantai Semenanjung Kamchatka pada Selasa malam waktu setempat, bangunan dan kehidupan di kota pelabuhan Severo‑Kurilsk mendadak terancam.
Gempa yang terpusat sekitar 125 km dari Petropavlovsk‑Kamchatsky, Rusia ini, menurut data USGS, menghasilkan guncangan hebat yang memicu tsunami dengan gelombang mencapai 3 hingga 4 meter yang menerjang kota pesisir berbobot sekitar 2.000 jiwa tersebut.
Seperti dilansir dari AFP dan akun Telegram resmi Kementerian Darurat Rusia, pada 30 Juli 2025 melaporkan bahwa air laut telah membanjiri sebagian besar wilayah kota.
Gelombang laut memasuki kawasan pemukiman dan terminal pelabuhan, menyapu dermaga, menenggelamkan dermaga ikan, serta merusak fasilitas publik termasuk sekolah dan taman anak-anak.
Meski belum ada informasi resmi soal korban jiwa, pemerintah setempat menegaskan proses evakuasi telah berjalan cepat dan tim penyelamat dikerahkan untuk membantu penduduk serta memeriksa kerusakan struktural di kawasan terdampak.
Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov, menyampaikan bahwa gempa ini merupakan salah satu yang terkuat dalam beberapa dekade terakhir di kawasan tersebut.
Ia menekankan pentingnya kewaspadaan ekstra karena potensi gempa susulan yang intens masih sangat besar, dan kondisi terparah dari tsunami sempat dirasakan oleh warga meski hingga kini laporan tentang cedera serius belum muncul.
Tidak hanya Rusia yang bergegas bereaksi. Jepang mengaktifkan sistem peringatan tsunami, memerintahkan evakuasi di pesisir Hokkaido serta area Fukushima sebagai langkah antisipatif terhadap potensi gelombang hingga satu meter, meskipun dampak fisiknya relatif kecil.
Di Amerika Serikat, otoritas darurat Hawaii menginstruksikan warga untuk pindah ke daratan lebih tinggi, sementara California, Oregon, Washington, Alaska, dan British Columbia juga mendapat peringatan dan disiapkan sistem sirene tsunami.
Beberapa pulau Pasifik seperti Guam, Mikronesia, serta negara-negara Amerika Latin seperti Chile, Peru, dan Ekuador juga termasuk dalam zona siaga tinggi lantaran risiko lintas samudra dari gempa ini.
Sejarah sempat mencatat Severo‑Kurilsk pernah dilanda tragedi tsunami dahsyat pada 5 November 1952 akibat gempa magnitudo antara 8,5 hingga 9,0.
Saat itu, tsunami mencapai ketinggian hingga 18 meter dan menewaskan lebih dari 2.300 penduduk dari populasi sekitar 6.000 jiwa.
Kota akhirnya dibangun kembali di lokasi yang lebih tinggi sebagai langkah mitigasi bencana di masa depan.
Kini, setelah gelombang tsunami pertama mereda, pihak berwenang Rusia bersama lembaga geofisika nasional dan internasional tetap siaga tinggi.
Jalur evakuasi tetap dibuka, sistem peringatan dini aktif, dan tim gabungan dikerahkan untuk memantau setelahashocks dan kondisi infrastruktur.
Belum ada korban jiwa yang dilaporkan atas bencana ini
Sumber: Wartakota 
                             
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Tingkat Kepuasan Macron Anjlok ke 11%, Rekor Terendah Sejarah Prancis
Torpedo Nuklir Poseidon Rusia: Daya Ledak 100 Megaton, Ancaman Nyata Bagi AS
Spanyol & Maroko Gagalkan Penyelundupan 20 Ton Hashish yang Disembunyikan dalam Truk Paprika
Stadion Langit NEOM: Fakta & Rencana Arab Saudi Gantung Stadion 350 Meter untuk Piala Dunia 2034