3. Siapa Sebenarnya Para Demonstran?
Berbeda dari gerakan politik sebelumnya, protes kali ini murni digerakkan oleh anak-anak muda melalui media sosial.
Mereka bangga menyebut diri sebagai Gen Z, sebuah identitas yang menjadi simbol persatuan.
Tanpa pemimpin tunggal yang jelas, berbagai kelompok pemuda dan mahasiswa dari universitas besar seperti di Kathmandu dan Pokhara menjadi motor penggerak utama, mengorganisir massa secara daring.
Video yang beredar bahkan menunjukkan pelajar sekolah ikut turun ke jalan.
4. Akar Masalah: Korupsi dan Tren 'NepoKids'
Tuntutan utama para demonstran ada dua: pencabutan larangan media sosial (yang telah dipenuhi) dan penghentian "praktik korupsi".
Isu korupsi ini menjadi semakin personal dengan viralnya tren #NepoBaby dan #NepoKids di media sosial.
Istilah ini merujuk pada anak-anak dan keluarga politisi yang kerap memamerkan gaya hidup mewah—pakaian desainer, liburan ke luar negeri, mobil mewah—yang dianggap berasal dari uang pajak rakyat.
Video viral di TikTok dan Instagram yang membandingkan kemewahan ini dengan realita pahit kaum muda Nepal, seperti pengangguran dan migrasi paksa, sukses menyulut kemarahan yang meluas.
"Kami ingin mengakhiri korupsi di Nepal," ujar Binu KC, seorang mahasiswa berusia 19 tahun, kepada BBC Nepali.
"Para pemimpin hanya menjanjikan satu hal selama pemilu, tetapi tidak pernah menepatinya."
Rasa frustrasi ini dipertegas oleh seorang kreator konten, Subhana Budhathoki: "Generasi Z tidak akan berhenti sekarang.
Protes ini bukan hanya tentang media sosial—Ini tentang membungkam suara kami, dan kami tidak akan membiarkan itu terjadi."
5. Masa Depan Nepal di Ujung Tanduk
Dengan mundurnya perdana menteri, Nepal kini berada dalam ketidakpastian politik.
Belum jelas siapa yang akan mengambil alih kepemimpinan. Para demonstran menuntut akuntabilitas penuh dan reformasi total dalam pemerintahan.
Para analis memperingatkan, jika tuntutan ini tidak didengar, kerusuhan bisa semakin membesar dan sulit dikendalikan.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Malaysia Minta Maaf, Nama Prabowo Disalah Sebut Jadi Jokowi di KTT ASEAN
Pakistan Beri Ultimatum ke Afghanistan: Damai Gagal, Perang Mengintai
4.400 Korban Pelecehan di Gereja Italia: Skandal Pastor yang Mengguncang Dunia
4.400 Korban Pelecehan di Gereja Italia: Skandal Pastor yang Mengguncang Iman