Israel Batasi Bantuan ke Gaza dan Tunda Pembukaan Rafah, 9 Warga Palestina Tewas Ditembak
Gencatan senjata di Jalur Gaza yang baru berjalan lima hari kembali diuji. Pemerintah Israel mengumumkan penundaan pembukaan perlintasan Rafah di perbatasan Mesir dan memotong setengah aliran bantuan kemanusiaan menuju wilayah Palestina.
Langkah ini diambil sebagai bentuk hukuman yang disebut Israel akibat pelanggaran kesepakatan oleh Hamas. Militer Israel menegaskan bahwa Hamas terlambat menyerahkan seluruh jenazah sandera Israel sesuai dengan rumusan gencatan senjata yang disponsori AS.
Menurut kesepakatan, militan Hamas seharusnya mengembalikan empat jenazah tambahan di awal pekan, sehingga total delapan dari 28 jenazah telah dipulangkan. Namun, pengembalian jenazah baru dilakukan pada Selasa. Palang Merah Internasional, yang memantau proses ini, menyebut bahwa pencarian jenazah di tengah puing-puing Gaza adalah tantangan besar yang memakan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu. Kendati demikian, Israel menilai keterlambatan ini sebagai penundaan komitmen yang disengaja.
Dampak Langsung: Bantuan Dipangkas, Rafah Ditutup
Alasan tersebut mendorong Pemerintahan Netanyahu untuk mengambil langkah agresif. Jumlah truk bantuan yang diizinkan masuk dikurangi dari 600 menjadi hanya 300 unit per hari. Selain itu, pembukaan perlintasan Rafah yang sebelumnya dijadwalkan pada Rabu juga ditunda.
Pemerintah Israel menyatakan bahwa langkah ini sejalan dengan mekanisme gencatan senjata, yang memungkinkan pengaturan ulang bantuan jika pihak lawan dianggap belum menepati komitmen, termasuk dalam hal pengembalian jenazah.
Artikel Terkait
10 Negara Paling Aman dari Bencana Alam di Dunia 2025, Cek Daftarnya!
Larry Page Jadi Orang Terkaya Kedua di Dunia, Geser Larry Ellison Berkat AI
Pengungsi Gaza Dijanjikan ke Indonesia, Malah Terdampar di Afrika: Kisah Penipuan yang Menggemparkan
MBS Terima Surat Rahasia dari Presiden Iran Jelang Kunjungan Penting ke AS