Selain pembatasan bantuan, militer Israel dilaporkan melakukan kekerasan yang menewaskan sembilan warga Palestina dalam dua insiden terpisah di Kota Gaza dan Khan Younis.
Militer Israel membenarkan tindakannya dengan menyatakan bahwa pasukan melepaskan tembakan setelah memberikan peringatan berulang kepada sejumlah warga yang mendekati posisi militer dengan niat mencurigakan.
Dalam insiden pertama, lima orang tewas oleh serangan pesawat tak berawak (drone) saat mereka memeriksa rumah di distrik Shuja’iya, Kota Gaza. Insiden kedua terjadi di tenggara Khan Younis, yang juga menewaskan warga dalam serangan serupa.
Menanggapi hal ini, juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengecam tindakan Israel dan menilai penembakan tersebut sebagai pelanggaran gencatan senjata. Hamas menuding Israel berusaha menghindari komitmennya terhadap mediator internasional.
Gencatan Senjata yang Rapuh
Ketegangan terbaru ini muncul setelah kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berhasil membebaskan sandera Israel terakhir yang masih hidup dan memulangkan sebagian tahanan Palestina dari Israel.
Meskipun gencatan senjata dimaksudkan untuk menahan kekerasan dan memulai pemulihan, peristiwa pada Selasa menunjukkan betapa rapuhnya implementasi di lapangan. Situasi ini memperlihatkan upaya kedua belah pihak, Israel dan Hamas, untuk terus mempertahankan posisi masing-masing di tengah situasi yang masih sangat mencekam.
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
10 Negara Paling Aman dari Bencana Alam di Dunia 2025, Cek Daftarnya!
Larry Page Jadi Orang Terkaya Kedua di Dunia, Geser Larry Ellison Berkat AI
Pengungsi Gaza Dijanjikan ke Indonesia, Malah Terdampar di Afrika: Kisah Penipuan yang Menggemparkan
MBS Terima Surat Rahasia dari Presiden Iran Jelang Kunjungan Penting ke AS