“Membandingkan poligami dan poliandri secara langsung, laki-laki tiga setengah kali lebih mungkin mengatakan 'ya' perempuan dua kali lebih mungkin mengatakan 'ya' untuk memiliki lebih dari satu pasangan, dibandingkan dengan gagasan untuk berbagi pasangan dengan orang lain.”
Poligami dan poliandri adalah bentuk perkawinan alternatif yang melibatkan banyak pasangan, dan penerimaannya berbeda-beda di setiap budaya.
Di Inggris, praktik-praktik ini tidak diakui secara hukum atau dianut secara luas dalam budaya arus utama, karena kerangka hukumnya didasarkan pada monogami.
Sebaliknya, budaya tertentu di seluruh dunia secara historis dan saat ini mempraktikkan poligini, yang mana seorang laki-laki dapat memiliki banyak istri, dan poliandri, yang mana seorang perempuan dapat memiliki banyak suami.
Pengaturan ini seringkali berakar pada konteks budaya, agama, atau sejarah. Misalnya, beberapa masyarakat di Afrika dan Timur Tengah mempunyai tradisi poligami yang sudah lama ada, sementara komunitas tertentu di Tibet dan Nepal telah mempraktikkan poliandri.
“Komitmen non-monogami telah mendapat banyak perhatian akhir-akhir ini. Ini adalah tren hangat dengan semakin banyak pasangan yang membicarakan tentang membuka hubungan mereka dengan melibatkan orang lain. Namun, jenis hubungan ini bukanlah hal baru."
Artikel asli: borneoglobe.com
Artikel Terkait
Update Kondisi Terkini Kesehatan Jokowi: Dalam Masa Pemulihan, Tidak Boleh Terpapar Sinar Matahari
Cuan Rp2 juta semalam, ternyata ini profesi warga sebuah desa di Jatim hingga bisa bangun rumah mewah
Dari kurir jadi juragan, ini kisah sukses Agus dan Herry, raup ratusan juta lewat bisnis agen logistik
7 Cara orang Tionghoa menabung sampai bisa kaya raya walaupun tampil sederhana