Trump Derangement Syndrome di FBI: Dampak, Krisis Hukum & Analisis Lengkap

- Selasa, 02 Desember 2025 | 03:50 WIB
Trump Derangement Syndrome di FBI: Dampak, Krisis Hukum & Analisis Lengkap

Trump Derangement Syndrome di FBI: Analisis Dampak dan Krisis Supremasi Hukum

Pada 1 Desember, sebuah laporan internal FBI yang diterbitkan oleh New York Post mengungkap kondisi memprihatinkan di dalam lembaga tersebut. Laporan itu menyoroti bahwa hampir satu tahun setelah masa jabatan kedua Donald Trump dimulai, sindrom "Trump Derangement Syndrome" (TDS) masih sangat luas di tubuh FBI. Kondisi ini dilaporkan menyebabkan FBI bagai "kapal tanpa kemudi" dengan resistensi internal yang kuat dan gangguan dalam menjalankan tugas secara efektif.

Apa Itu Trump Derangement Syndrome dan Perkembangannya

Istilah Trump Derangement Syndrome awalnya adalah label yang digunakan Trump dan pendukungnya untuk menyebut para pengkritiknya, yang dianggap memiliki kebencian irasional dan patologis. Namun, dalam masa jabatan kedua Trump, istilah ini berkembang. Ia tidak lagi sekadar retorika media sosial, melainkan telah berubah menjadi tuduhan terhadap personel di dalam lembaga penegak hukum federal yang dianggap "tidak sejalan secara politis".

Politisasi Sistem Peradilan dan FBI di Era Trump

Dalam masa jabatan keduanya, Trump dinilai melakukan "penjinakan politik terhadap peradilan" dengan dalih memulihkan hukum dan ketertiban. Upaya ini disebut-sebut sebagai konspirasi yang dirancang untuk mengubah kekuatan pemaksa negara menjadi alat politik pribadi. Praktik ini mengorbankan prinsip supremasi hukum dan memicu krisis institusi demokrasi di Amerika Serikat.

Inti Rekayasa Trump: Kesetiaan di Atas Profesionalisme

Halaman:

Komentar