Proses identifikasi berjalan sangat sulit. Banyak jenazah ditemukan dalam kondisi tidak utuh. "Ada yang tinggal pahanya saja… ada yang terpotong arus," kata Ium lirih. Bahkan, dua jenazah terpaksa dimakamkan tanpa identitas karena tidak ada keluarga yang mampu mengenali.
Solidaritas di Tengah Kepiluan
Di lokasi pemakaman, warga bekerja tanpa lelah. Ada yang mencangkul, mengangkat kantong jenazah, dan ada yang berdoa di tepi liang lahat. Pemandangan ini menunjukkan kesedihan sekaligus keteguhan masyarakat yang saling menguatkan.
Pemakaman massal ini adalah babak duka dari tragedi panjang. Proses evakuasi masih berlangsung di titik-titik sulit dan jumlah korban diperkirakan masih bisa bertambah.
Gundukan tanah basah di Kampung Tengah kini menjadi monumen tanpa nama, mengingatkan betapa dahsyatnya kekuatan alam dan betapa kuatnya solidaritas manusia di tengah kehancuran.
Artikel Terkait
Bupati Bireuen Bahas Lahan Sawit Saat Tinjau Banjir, Tuai Kritik Netizen
Menteri Kehutanan Ogah Buka 12 Perusahaan Pemicu Banjir Sumatera, DPR Keberatan
Titiek Soeharto Beberkan Dugaan Jenderal Bintang 2-3 Bekingi Illegal Logging Pemicu Banjir
Titiek Soeharto Geram ke Menhut: Truk Kayu Ilegal Pasca Banjir Sumatra Mengejek Rakyat!