Tantangan besar yang dihadapi adalah keberanian untuk bersikap tegak lurus menjalankan mandat Presiden Prabowo Subianto untuk kemanusiaan dan lingkungan, atau tunduk pada tekanan pemilik konsesi yang memiliki pengaruh kuat.
Penting bagi Raja Juli Antoni untuk mengambil sikap tegas dan cepat. Filosofi "gajah mati meninggalkan gading" mengajarkan bahwa setiap pemimpin akan dikenang dari warisan dan nilai yang ditinggalkannya. Warisan itu bisa berupa kebijakan berani yang menyelamatkan hutan atau sebaliknya.
Makna Mendalam dari "Filsafat Gajah Mati" untuk Pengelolaan Hutan
Peribahasa "gajah mati meninggalkan gading" mengandung pelajaran mendalam. Dalam konteks ini, kelebihan atau jabatan yang dipegang justru bisa menjadi bumerang jika tidak digunakan untuk kebaikan bersama. Solusinya adalah membuat kebijakan yang independen dan berorientasi pada keberlanjutan ekologis.
Gajah, sebagai simbol kekuatan dan kearifan, mengajarkan untuk bergerak bersama, tidak gegabah, dan setia pada kelestarian alam. Tindakan nyata yang dinantikan adalah pembatalan izin konsesi lahan industri ekstraktif yang merusak, terutama yang melibatkan pihak-pihak yang dianggap merugikan negara dan rakyat.
Keputusan akhir ada di tangan Menteri Kehutanan. Goresan bolpoin untuk membatalkan izin konsesi yang merusak akan menjadi penanda sejarah. Tindakan ini tidak hanya menyelamatkan gajah Sumatera dari kepunahan, tetapi juga menentukan warisan dan nama yang akan dikenang oleh generasi mendatang.
Aktif di Forum Partisipasi Lingkungan Pesisir, Ketua Front Nelayan Indonesia (FNI).
Artikel Terkait
Raffi Ahmad & Nagita Slavina Donasi Rp15 Miliar untuk Korban Banjir Sumatera: Detail & Penyaluran
KH Said Aqil Siroj Usul PBNU Kembalikan Konsesi Tambang, Ini Alasannya
Mahar Cek Rp 3 Miliar Palsu, Mbah Tarman Ditahan Polisi: Kronologi Lengkap
Menhan Sjafrie Apresiasi Penangkapan WN China Selundupkan Nikel di Bandara IWIP