Beathor: Penjelasan Prasetyo Edi Justru Perkuat Dugaan, Ini Bukan Sekadar Gaduh Ijazah Bodong Jokowi

- Kamis, 26 Juni 2025 | 14:05 WIB
Beathor: Penjelasan Prasetyo Edi Justru Perkuat Dugaan, Ini Bukan Sekadar Gaduh Ijazah Bodong Jokowi


Politikus senior PDIP sekaligus pendiri Relawan Perjuangan Demokrasi (RepDem), Beathor Suryadi, kembali menyampaikan sikap kritisnya terkait polemik dugaan ijazah palsu yang menyeret perhatian publik. Menurut Beathor, pernyataan terbaru dari tokoh PDIP lainnya, Prasetyo Edi Marsudi, justru memperkuat dugaan dan membuka lebih banyak nama yang belum sempat ia sebut sebelumnya.

“Terima kasih Mas Prasetyo Edi Marsudi telah memperkuat posisi penjelasan yang aku sampaikan,” ujar Beathor dalam keterangan tertulis, Kamis (26/6/2025).

Beathor mengungkap bahwa dalam setiap tahapan pencalonan, dokumen yang diserahkan ke KPUD pasti berupa salinan legalisir dengan stempel basah. Ia menyindir dengan mengatakan, “Kalau dari Pramuka, stempelnya bisa jadi lebih basah dari Solo.”

Ia juga menyoroti proses verifikasi KPUD yang dinilainya tidak berjalan maksimal. “Karena tidak ada berita acara dari UGM saat diverifikasi, maka dokumen itu akan jelas terlihat: asli atau palsu,” tegasnya.

Lebih jauh, Beathor menyebut bahwa munculnya pengakuan dari seseorang yang mengklaim sebagai profesor dari “Universitas Pojok Pramuka” terkait dokumen tersebut justru memperkeruh keadaan. “Rudi Kamri lebih cerdas, dia numpang viral dengan menempelkan video saya untuk ikut terbaca konsumennya,” sindir Beathor.

Menanggapi kritik bahwa isu ini hanya kegaduhan struktural, Beathor menolak keras. “Mosok ada struktural bicara tentang ijazah palsu yang masih gaduh, itu ruang kader untuk beraktivitas. Aku ini salah satu pendiri RepDem, sayap partai resmi PDIP, bukan siapa-siapa tapi punya SK DPP yang ditandatangani Bu Ketum dan Sekjen,” bebernya.

Ia menegaskan dirinya dan rekan-rekannya telah lebih dari dua dekade menjadi kader yang membesarkan suara PDIP, bahkan pernah duduk di DPR RI. Dalam pandangannya, partai yang mencantumkan kata “Demokrasi” harus membuka ruang diskusi, meski berbeda-beda. Namun jika sudah ada keputusan DPP, maka seluruh kader harus satu komando.

Beathor menyudahi pernyataannya dengan salam khas aktivis PDIP: “Salam Juang!”

Foto: Beathor Suryadi (Dok Pribadi)

Komentar