5 Tuduhan Serius Amien Rais Tentang Jokowi, Terbaru Rencana Pembunuhan Anaknya!

- Selasa, 01 Juli 2025 | 10:25 WIB
5 Tuduhan Serius Amien Rais Tentang Jokowi, Terbaru Rencana Pembunuhan Anaknya!

Jelang Pilpres 2019, Amien Rais mengeluarkan pernyataan yang membelah panggung politik dengan nuansa religius. 


Saat memberikan tausiyah di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pada April 2018, ia mengajak masyarakat untuk memilih antara "Partai Allah" dan "Partai Setan".


Pernyataan ini sontak memicu kontroversi luas. Banyak pihak, termasuk relawan Jokowi, menyayangkan ucapan tersebut karena dianggap dapat memicu perpecahan di tengah masyarakat dan menggunakan sentimen agama secara tidak tepat dalam kontestasi politik.


3. Program Sertifikat Tanah Adalah 'Ngibul'


Kebijakan andalan Presiden Jokowi, yaitu pembagian sertifikat tanah untuk rakyat, tak luput dari kritik tajam Amien Rais. 


Dalam sebuah acara di Bandung pada Maret 2018, Amien menyebut program tersebut sebagai sebuah kebohongan atau "pengibulan".


Alasannya, menurut Amien, di saat pemerintah sibuk membagikan sertifikat, ada sekitar 74 persen tanah di Indonesia yang justru dikuasai oleh kelompok-kelompok tertentu.


"Ini pengibulan, waspada bagi-bagi sertifikat (oleh Presiden Jokowi), bagi tanah sekian hektare, tetapi ketika 74 persen negeri ini dimiliki kelompok tertentu seolah dibiarkan," ucap Amien.


4. Menyebut Jokowi sebagai Presiden Terburuk


Pada sebuah acara konsolidasi tokoh pada Oktober 2024, Amien Rais secara terang-terangan melabeli Jokowi sebagai presiden terburuk sepanjang sejarah Indonesia.


Ia mengklaim bahwa Jokowi telah menghina UUD 1945, meskipun tidak memberikan detail spesifik kapan dan di mana penghinaan itu terjadi. 


Dalam kesempatan itu, Amien juga menggunakan sebutan "Jokopret" dan menyarankan agar Jokowi tidak kembali lagi ke dunia politik setelah lengser dari jabatannya.


Pernyataan ini muncul di tengah rilis survei Litbang Kompas yang menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf mencapai 75,6 persen.


5. Menuduh Pemerintahan Jokowi Otoriter


Kritik lainnya adalah tudingan bahwa gaya pemerintahan Jokowi bersifat otoriter, bahkan melebihi rezim militer. 


Pernyataan ini dilontarkan Amien Rais menanggapi wacana calon tunggal pada Pemilihan Presiden 2019.


Menurutnya, kondisi tersebut mengindikasikan adanya upaya membatasi demokrasi di mana berbagai kalangan hanya diberi kesempatan untuk mengajukan calon wakil presiden, bukan calon presiden.


Sekretaris Jenderal Sekretariat Nasional Jokowi saat itu, Dedy Mawardi, menilai argumen Amien Rais tersebut sangat imajinatif dan tidak berdasarkan fakta dan data yang kuat.


Sumber: Suara

Halaman:

Komentar