Beban pajak mereka sudah sangat beragam, mulai dari hoofdgeld der Chineezen (pajak kepala), pajak perjudian, hingga pajak untuk memelihara rambut dan kuku panjang.
Kebijakan baru dari Qiu Zuguan terasa seperti menuang garam di atas luka yang menganga.
Tak heran, namanya menjadi sinonim dengan kebencian.
Namun, puncak dari kemarahan rakyat yang terpendam itu baru meledak pada hari kematiannya di bulan Juli 1721.
Prosesi pemakaman yang seharusnya berjalan khidmat berubah menjadi drama penghinaan publik.
Awalnya, jenazah Qiu Zuguan akan dimakamkan di Krokot.
Namun, ketika para pengusung peti mati tiba dan diminta membawanya ke pemakaman Ganwang Shan, mereka menolak.
Memori kolektif tentang penderitaan yang disebabkan oleh mendiang seketika membakar amarah mereka.
“Para pengusung peti mati itu teringat bahwa di masa hidupnya, pejabat Tionghoa itu memiliki karakter yang buruk, suka membuat peraturan yang merugikan orang lain, sehingga mereka semakin tidak menyukai Qiu Zuguan dan kemudian meletakkan peti mati itu di jalan karena tidak ada yang mau mengusung peti matinya lebih jauh lagi,” tulis Blussé dan Dening.
Peti mati berisi jasad pejabat yang dulunya berkuasa itu tergeletak begitu saja di tengah jalan.
Para pejabat Tionghoa yang mengiringi prosesi panik. Mereka sadar, pemandangan ini akan mencoreng nama baik keluarga dan seluruh pejabat Tionghoa.
Dengan segala cara, mereka membujuk para pengusung untuk melanjutkan perjalanan.
Bujukan itu sempat berhasil, namun kebencian para pengusung ternyata lebih dalam.
Ketika iring-iringan tiba di kawasan Danlan Wang (kini Tanah Abang), mereka kembali berhenti.
Kali ini, penolakan mereka mutlak. Dengan cara apa pun mereka dipaksa, para pengusung tak mau lagi membawa peti mati tersebut.
Akibatnya, prosesi pemakaman tertunda hingga akhirnya sejumlah penduduk lokal disewa untuk membawa peti mati Qiu Zuguan ke pemakaman Ganwang Shan.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Gempa Kaur Bengkulu M 3.7 Guncang Hari Ini, BMKG Ungkap Lokasi & Dampaknya
Pergeseran Kekuasaan di Kabinet Prabowo: Analisis Gesekan Luhut vs Purbaya dan Gaya Kepemimpinan Baru
Viral! Kronologi Lengkap Penembakan Pria Perusak Pos Lantas di OKU, Diduga Bermasalah Kejiwaan
Sumpah Pemuda ke-97: Saatnya Generasi Muda Jadi Penggerak Utama Perubahan Bangsa