Kisah Orang Kaya RI Kabur ke Singapura Karena Kesal Dengan Pemerintah!

- Minggu, 14 September 2025 | 08:50 WIB
Kisah Orang Kaya RI Kabur ke Singapura Karena Kesal Dengan Pemerintah!

Oei sebenarnya taat membayar pajak. Benny G. Setiono dalam Tionghoa Dalam Pusaran Politik (2003) menceritakan, seluruh tagihan pajak langsung dibayarnya tanpa kurang sedikitpun. 


Masalahnya, setelah membayar pajak, pemerintah kolonial selalu menerbitkan lagi tagihan pajak baru. Bahkan, nilainya bisa lebih besar dari sebelumnya hingga 40-50% dari pendapatan.


Di sini, pria kelahiran 19 November 1866 itu merasa ada yang tak beres. Dia menganggap ada penyelewengan akibat tagihan yang mengada-ada. 


Dia pun ogah membayar pajak dan berkeinginan memutuskan hubungan dengan pemerintah dan kabur ke luar negeri.


Kabur ke Singapura


Saat pemerintah kolonial mengejar uang berdalih pajak, muncul berita Oei akan pergi meninggalkan Indonesia. 


Harian de Telegraaf (19 Mei 1920) menyebut, Oei Tiong Ham sang miliarder akan berangkat ke Eropa dan menetap dalam waktu lama pada tahun depan.


Saat 1921, faktanya Oei tak pergi ke Eropa, melainkan negara jajahan Inggris bernama Singapura. 


Pengacara Oei rupanya memberitahu bahwa tinggal di Eropa bukan jalan terbaik. Pajak di sana mahal. Lebih baik tinggal di Singapura.


Alhasil, sejak 1921, Oei resmi meninggalkan Semarang dan menetap di Singapura untuk selama-lamanya. 


Dia tinggal bersama istri ke-7 dan anak-anaknya. Di sana dia benar-benar bebas. 


Jika di Indonesia harus bayar pajak 35 juta gulden, sementara di Singapura Oei hanya perlu bayar pajak 1 juta gulden.


Masih mengutip paparan Liem, di tanah jajahan Inggris itu, Oei membeli banyak tanah dan rumah yang jika ditotal luasnya setara dengan seperempat wilayah Singapura.


Saat itu tak semua pengusaha mampu membeli tanah di sana. Hanya orang super kaya saja, dan Oei termasuk bagian ini. 


Pembelian aset seluruhnya tercatat atas nama pribadi Oei Tiong Ham.


Dalam laman resmi Perpustakaan Nasional Singapura diketahui, dia juga diketahui sempat membeli perusahaan pelayaran Heap Eng Moh Steamship Company Limited dan menjadi pemilik awal saham Overseas Chinese Bank (OCB) yang kini berubah nama menjadi bank OCBC.


Lalu dia juga menyumbang US$ 150.000 untuk pembangunan gedung Raffles College


Selain itu dia tercatat donatur pembangunan sekolah dan rumah sakit. Lalu, dia juga kerap menjadi donatur utama dalam kegiatan kemanusiaan.


Jejak filantropis dan sumbangsih besarnya terhadap Singapura ini membuat namanya diabadikan di nama jalan dan bangunan.


Selama di Singapura, Oei tercatat sebagai orang tanpa kewarganegaraan. 


Dia melepas status Warga Negara Hindia Belanda dan tidak terdaftar sebagai Warga Negara Inggris di Singapura. 


Status dan kehidupannya di negeri tetangga berlangsung 3 tahun sebelum wafat pada 6 Juli 1924.


Sumber: CNBC

Halaman:

Komentar