Di Kementerian Dalam Negeri, Menteri Tito Karnavian yang dikenal sebagai loyalis Jokowi, kini dikelilingi oleh tiga wakil menteri dan mendapat pengawasan ketat dari Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. Kondisi ini membatasi ruang geraknya dibandingkan saat menjabat di era Jokowi.
Konfrontasi dengan Mantan Atasan
Langkah Purbaya Yudhi Sadewa semakin berani ketika menolak mendanai proyek Wealth Management Consulting (WMC) yang diusung Luhut Binsar Panjaitan. Penolakan kembali terjadi ketika Luhut meminta injeksi dana Rp 50 triliun untuk Investment National Authority (INA). Sikap tegas menteri keuangan ini dinilai publik sebagai langkah berani melawan mantan atasannya sendiri.
Evaluasi Satu Tahun Pemerintahan
Meski janji kampanye seperti 19 juta lapangan kerja, 3 juta rumah, dan 300 fakultas kedokteran baru belum sepenuhnya terwujud, kehadiran Sjafrie dan Purbaya memberikan angin segar bagi publik. Kedua menteri ini dianggap berada di garda terdepan dalam menerobos tantangan yang ditinggalkan era sebelumnya.
Strategi pemerintahan Prabowo yang dianggap lambat oleh sebagian pihak, ternyata menyimpan perhitungan matang. Dengan kombinasi pendekatan soft dari Sjafrie dan gaya frontal dari Purbaya, pemerintahan ini berusaha membuktikan diri sebagai macan Asia, bukan sekadar meong Asia seperti yang dituduhkan sebagian kalangan.
Sumber: Paradapos.com
Artikel Terkait
Viral Jokowi Gagal Salam Khas UGM, Netizen Soroti Status Alumni: Benarkah?
Jokowi Ditolak Salam di UGM? Ini Faktanya yang Bikin Heboh!
Prabowo Sindir Konten Podcast: Pintar tapi Sebar Kebencian?
Luhut Usul Dana Rp 50 Triliun untuk INA: Siapa Sebenarnya Pemilik Indonesia Investment Authority?